Mataram, 18/3 (Inside Lombok) – Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat siap mendukung promosi objek wisata Taman Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, sebagai salah satu destinasi unggulan di daerah ini.
“Setelah direvitalisasi dengan anggaran mencapai Rp11,7 miliar, kami yakin Loang Baloq akan terlihat mentereng sehingga menjadi magnet wisatawan ke daerah ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal di Mataram, Kamis.
Dikatakannya, keberhasilan Kota Mataram mendapatkan dukungan anggaran sebesar Rp11,7 miliar dari Kementerian Pariwisata merupakan bagian dari rekomendasi Dispar NTB, dengan semangat dan komitmen sama yakni melakukan revitalisasi dan penataan Loang Baloq secara masif dengan luas sekitar 5 hektare.
“Penataan Loang Baloq akan terintegrasi dengan Kota Tua Ampenan sebagai cagar budaya. Dua ikon wisata ini bisa menjadi destinasi unggulan dan akan kami promosikan dalam setiap agenda pariwisata,” katanya.
Terkait dengan itu, Faozal mendorong Pemerintah Kota Mataram segera melaksanakan tahapan proses revitalisasi objek wisata Taman Loang Baloq, agar bisa selesai tepat waktu akhir tahun ini.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi yang dikonfirmasi terkait tahapan pelaksanaan revitalisasi Loang Baloq mengatakan, saat ini masih dilakukan persiapan tender dan ditargetkan rampung pada bulan Juli 2021.
“Untuk pelaksanaan fisik kami targetkan selama lima bulan terakhir di tahun ini,” katanya.
Menurutnya, dengan alokasi anggaran revitalisasi Loang Baloq sebesar Rp11,7 miliar tersebut akan dilaksanakan 11 kegiatan pembangunan fasilitas pendukung.
“Dari 11 kegiatan yang akan kita laksanakan antara lain, pembangunan panggung, plaza, panggung air, lampu laser, toilet dan pembangunan dua menara tower untuk memantau aktivitas masyarakat di sekitar objek wisata,” katanya.
Denny begitu dia akrab disapa mengatakan, ke depan keberadaan panggung itu menjadi wadah kegiatan terutama untuk seni dan budaya baik skala nasional maupun lokal, berbayar atau gratis.
“Misalnya kegiatan atraksi budaya ‘peresesan’, ‘gendang beleq’ dan lainnya. Intinya, setelah panggung itu jadi kita akan tetap menggelar kegiatan seni dan budaya setiap akhir pekan,” katanya.
Terkait dengan pengelolaan setelah Loang Baloq direvitalisasi, menurutnya, kemungkinan akan diserahkan kepada kelompok sadar wisata (pokdarwis) di kecamatan tersebut.
“Tujuannya agar keberadaan fasilitas hiburan masyarakat itu bisa terpelihara dan dikelola maksimal sehingga bisa menjadi sumber pendapatan daerah,” katanya. (Ant)