Lombok Tengah (Inside Lombok) – Masyarakat Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah (Loteng) menggelar aksi di depan kantor desa setempat meminta Kepala Desa turun dari jabatannya. Hal itu setelah Kepala Desa Ungga, Susanto Hadiputro diduga mengirimkan chat mesum dengan meminta dikirimkan foto bugil ke salah seorang warganya yang tengah menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.
Menanggapi sikap massa yang mendatanginya, Susanto pun mengatakan pihaknya mengacu terhadap hukum positif yang berlaku di negara Indonesia. “Saya mengacu hukum positif, Indonesia ini negara hukum,” ujarnya, Selasa (7/2/2023).
Ditegaskan, bahwa pihaknya akan menyerahkan persoalan ini kepada pihak yang berwenang untuk menuntaskan. “Nanti yang menyelamatkan ini adalah (Unit) Cyber Crime, yang tahu persis persoalan ini supaya kita tidak berasumsi dan berandai-andai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Susanto menyebut pihaknya akan bertanggung jawab dunia akhirat apabila terbukti melakukan chat mesum tersebut bersama salah satu warga Desa Ungga yang saat ini bekerja di luar negeri.
“Begitupun saya akan melakukan upaya hukum untuk melakukan pengaduan tindak pidana ITE, siapa yang menyebarkan dan menghasut, saya akan tindak tegas,” imbuhnya.
Ditegaskan kembali, bahwa nomor handphone yang digunakan untuk chat mesum itu sudah lama tidak digunakan lagi olehnya. “Saya tidak pakai nomor (telpon, Red) itu karena sudah sering dilakukan menipu atas nama saya dan sampai sekarang sudah tidak dipakai lagi,” pungkasnya.
Guna membuktikan klaim tidak bersalahnya itu, masyarakat yang menggelar aksi pun sempat meminta Susanto bersumpah di bawah kitab suci Al-Quran untuk membuktikan chat mesum kepada warganya itu tidak pernah dilakukan. “Ayo kami tantang kalau memang bukan bapak (Kades, Red) yang memiliki chat itu,” kata koordinator massa aksi, Apriadi Abdi Negara.
Massa aksi juga telah menyiapkan dan membawa Al-Quran saat aksi dan mendesak Susanto untuk bersumpah pocong di hadapan ratusan masyarakat Desa Ungga. “Kami rakyat Ungga ingin membuktikan bahwa di sini ada nilai adat istiadat, sehingga masyarakat menyampaikan agar kades untuk disumpah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Abdi menegaskan pihaknya akan melaporkan kelakuan kepala desa yang juga mantan pensiunan polisi tersebut kepada pihak Polda NTB. “Memang karena ini adalah delik aduan, yang bisa melaporkan kejadian itu adalah korban sendiri maka kami akan menunggu korban pulang dari luar negeri,” tegasnya.
Dalam aksi massa tersebut masyarakat sempat bersitegang dengan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi demonstrasi, bahkan salah satu warga sempat terluka. (fhr)