Mataram (Inside Lombok) – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan perizinan dalam jaringan (daring) atau online untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.
“Arahan itu sebagai upaya menghindari kontak langsung antara pemohon dengan petugas sekaligus mengurangi aktivitas masyarakat di luar ruangan sebagai pencegahan virus corona,” kata Kepala DPMP2SP Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, NTB, Selasa.
Ia mengatakan, salah satu dampak dari wabah virus corona ini, para investor banyak menahan diri dan menunggu kondisi lebih baik.
Pasalnya, para investor terutama dari luar negeri masih berpikir panjang terhadap langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam upaya penanganan COVID-19.
“Ingat ya, para investor dan pengusaha masih menahan diri bukan menarik diri,” katanya.
Kendati demikian, hal itu pastinya akan berpengaruh terhadap realisasi dari investasi yang telah ditargetkan tahun 2020 sebesar Rp1,4 triliun.
“Padahal kita tidak ingin realisasi investasi tahun 2019 yang tidak mencapai target, terulang lagi. Tahun 2019, realisasi investasi Rp900 miliar dari target Rp1,4 triliun,” katanya.
Irwan mengakui, sejauh ini pengajuan untuk investasi besar seperti pembangunan hotel, belum ada.
Namun yang banyak adalah permohonan pada pengembangan fasilitas perhotelan guna menyambut dampak dari Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Mandalika, karenanya, hotel-hotel banyak melakukan persiapan permohonan untuk memperluas jaringan mereka.
“Tapi, belum apa-apa, datang virus corona yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi investasi di Mataram,” katanya.
Oleh karena itu, Irwan berharap upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan virus corona saat ini bisa membuahkan hasil, agar ke depan situasi daerah dan negara pada umumnya bisa kembali pulih. (Ant)
