Lombok Tengah (Inside Lombok) – Empat jenazah PMI korban kapal tenggelam di Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor Bahru pada 15 Desember lalu berhasil dipulangkan ke rumah duka. Untuk gelombang pertama, dipulangkan jenazah Bangsal Udin dan Syech Mulachela asal Kabupaten Lombok Tengah serta Ahmad Abdullah Patoni asal kabupaten Lombok Timur.
Jenazah dipulangkan menggunakan Pesawat Batik Air, ID6863 rute Batam – Jakarta, dilanjutkan Pesawat Lion Air, JT654 rute Jakarta – Lombok yang mendarat di Bandara Zainuddin Abdul Madjid, Lombok sekitar pukul 14.00 WITA.
Direktur Perlindungan dan Pemberdayaan Kawasan Asia Afrika BP2MI, Lismia Elita menyebut pemulangan jenazah korban tersebut menjadi penanda perang melawan sindikat penempatan PMI illegal. Pasalnya, dengan berbagai kasus yang banyak menimbulkan korban, termasuk peristiwa terbaru ini, telah memberi luka mendalam.
“Ini tidak akan menyurutkan kita. Karena Negara tidak boleh kalah menghadapi para sindikat maupun mafia. Koordinasi sinergi dan kolaborasi sangat dibutuhkan dalam penanganan secara komprehensif terkait sindikat penempatan illegal,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengajak semua kelompok masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah memerangi penempatan illegal dimulai dari hulu. Antara lain dengan mengidentifikasi warga masyarakat yang akan kerja ke luar negeri; memastikan mereka memiliki dokumen-dokumen resmi, bukan dokumen bodong.
“Supaya masyarakat berangkat melalui pihak yang benar (perusahaan penempatan), bukan melalui calo. Jika ada indikasi adanya calo, mengambil inisiatif untuk melaporkan kepada pemerintah aparat setempat,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya akan melakukan investigasi secara menyeluruh. Dengan berturut-turut muncul peristiwa meninggalnya PMI ilegal saat menyeberang di perbatasan, BP2MI disebutnya telah membentuk tim investigasi khusus.
“diharapkan kasus ini menjadi pintu masuk membongkar penempatan-penempatan ilegal lainnya melalui jalur laut,” tandas Lismia.
Disambut Tangis Keluarga
Empat jenazah korban yang berhasil dipulangkan pada Jumat (24/12) disambut haru keluarga. Salah satunya terlihat di rumah duka Bangsal Udin Basar di Desa Kawo, Pujut, Lombok Tengah.
Dari pantauan Inside Lombok di rumah duka, jenazah PMI korban kapal karam tersebut tiba di rumah duka sekitar pukul 02:10 WITA. Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga dan tetangga yang datang melayat. Setelah itu, jenazah disalatkan di teras rumahnya, dan dibawa ke Pemakaman Umum untuk dimakamkan meski hujan deras.
Istri almarhum Bangsal Udin, Murni sebelumnya menceritakan bahwa suaminya itu berencana pergi ke Malaysia karena desakan ekonomi dan kebutuhan biaya sekolah anaknya. Bangsal yang bekerja serabutan disebutnya memiliki keinginan untuk merubah ekonomi keluarga.
Apalagi, anak sulungnya menempuh pendidikan di pondok pesantren. Hal itu mendorongnya gigih untuk mencari nafkah, bahkan hingga bertekad mencari peruntungan di negeri tetangga. Akan tetapi, nasib nahas justru menimpa.
Kondisi tersebut menjadi perhatian berbagai pihak. UPT BP2MI Mataram bersama Polda NTB terus melakukan penanganan lanjutan dari musibah kapal tenggelam ini. Termasuk investigasi keberangkatan para PMI yang diduga difasilitasi sindikat atau mafia penempatan PMI secara ilegal ke luar negeri agar diproses hukum sesuai Perundang-undangan yang berlaku.
Sampai saat ini, KJRI Johor Bahru telah merilis data korban kapal tenggelam yang diduga membawa sedikitnya 50 WNI. Tercatat 13 orang selamat, terdiri dari 11 laki-laki dan dua perempuan. Kemudian 21 penumpang ditemukan dalam keadaan meninggal, dan sisanya masih dalam pencarian. (irs)