25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaHarga Beras Sumbang Inflasi NTB

Harga Beras Sumbang Inflasi NTB

Mataram (Inside Lombok) – Harga beras yang sedang tidak stabil ikut menyumbang inflasi di NTB, padahal NTB merupakan daerah lumbung padi dengan produksi beras surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat angka inflasi NTB Desember 2022 sebesar 6,23 persen. Angka tersebut lebih besar dari angka nasional yang tercatat sebesar 5,51 persen.

Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah dengan menggelar operasi pasar murah (OPM) di beberapa tempat juga belum cukup mempengaruhi sentimen pasar dan menekan inflasi daerah. Karena harga pasar sifatnya nasional, sehingga pertimbangan harga pasar dilihat dari berbagai sisi dan juga berbagai daerah.

Contoh saja NTB sebagai lumbung beras nasional dengan pasokan yang berlimpah dan harga relatif murah. Nyatanya komoditi beras menjadi salah satu penyumbang inflasi daerah, karena sempat terjadi kenaikan harga.

“Kenaikan harga sedikit saja sudah memperngaruhi inflasi, karena komoditi beras memiliki bobot yang tinggi, semua mengkonsumsi nasi,” ujar Wahyudin, Selasa (3/1).

Menurutnya OPM belum bisa dikatakan efektif untuk dapat menekan inflasi. Namun jika tidak dilakukan, maka inflasi daerah akan semakin tinggi dan tidak bisa ditekan.

Maka dari itu pemerintah sebaiknya mencari terobosan yang lain, agar target inflasi ±3 dapat tercapai. “Coba cari model lain yang kita kerjakan. Apakah subsidi harga, subsidi input dan sebagainya, sehingga saat panen raya harga gabah tidak jatuh. OPM juga tetap dilakukan, tapi harus ada opsi lain,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS NTB inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 22,36 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,62 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,92 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,81 persen. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 3,66 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,76 persen.

Pada Desember 2022 ini memang angka inflasi NTB lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional. Di mana Kota Mataram mengalami inflasi (y-on-y) sebesar 6,18 persen dan Kota Bima sebesar 6,39 persen. Dimana terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,97 pada Bulan Desember 2021 menjadi 112,57 pada Bulan Desember 2022.

“Inflasi kita sebesar 6,23 persen. Kalau kita lihat inflasi kita tidak ujuk-ujuk langsung tinggi tetapi sejak dari awal sudah terlihat kenaikannya,” tuturnya.

Sementara, inflasi month to month (m-to-m) gabungan dua Kota di Desember 2022 sebesar 0,26 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) di Desember 2022 sebesar 6,23 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi year to date (y-to-d) di Desember 2021 sebesar 2,12 persen. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer