Mataram (Inside Lombok) – Penentuan 1 Ramadhan 1443 Hijriah, Kementerian Agama Provinsi NTB melakukan pemantauan hilal di Taman Loang Baloq Mataram. Namun hasil dari pemantauan yang dilakukan, tidak terlihat hilal. Pelaksanaan puasa Ramadhan pun jatuh pada Ahad, 3 April mendatang.
Kepala Kementerian Agama Provinsi NTB, Zaidi Abdad, M.Ag mengatakan dari hasil pemantauan yang dilakukan ketinggian hilal baru dua derajat. Sementara untuk menentukan 1 Ramadhan 1443 Hijriah, ketinggian hilal harus tiga derajat.
“Tidak kelihatan. karena memang untuk ketinggian itu baru dua derajat sehingga tidak mungkin untuk kelihatan. Kita saksikan bersama bahwa mendung yang begitu tebal sehingga tidak kelihatan. Sehingga tidak mungkin kita melaksanakan puasa besok harus menyempurnakan sampai 30 hari berdasarkan rukyat,” katanya kepada media usai melakukan pemantauan hilal, Jumat (1/4) sore di Taman Loang Baloq.
Untuk memastikan apakah pelaksanaan ibadah puasa akan mulai dilaksanakan hari Sabtu atau Ahad, Kemenag Provinsi NTB akan mengikuti keputusan dari pemerintah pusat. “Kita masih menunggu beberapa titik di Indonesia. siapa tahu ada yang kelihatan. Jadi kita tunggu isbat Menteri Agama,” ujarnya.
Jika dari sidang isbat yang digelar tidak ada hilal yang terlihat di semua titik pantau di Indonesia, maka awal Ramadhan akan jatuh pada hari 3 April. “Kalau nanti diputuskan sama Pak Menteri tidak ada yg kelihatan berarti awal Ramadhan jatuh pada hari ahad,” ujarnya.
Hilal di Pulau Lombok diakui Kepala Kemenag NTB sulit terpantau meskipun dalam kondisi cuaca yang cerah. Hal ini disebabkan karena Pulau Lombok dikelilingi oleh gunung. Sehingga saat ini, Kemenag belum memiliki titik yang tepat untuk memantau hilal agar cepat terlihat dengan jelas.
“Lombok ini pulau yang dikelilingi oleh gunung, sehingga belum menemukan titik mana untuk melihat itu. Kita pindah lokasi belum ada titik dimana kita bisa melihat hilal,” ungkapnya.
Sebelumnya, pemantauan hilal juga sudah dilakukan di Menara Islamic Center Mataram. Namun dari pemantauan yang dilakukan banyak asap-asap yang berasal dari gunung-gunung yang ada. Diharapkan, kedepan pemantauan hilal bisa dalam kondisi cuaca yang cerah dan tidak berawan. Sehingga bisa terlihat dengan jelas.
“Banyak asap di hampir semua gunung. Itu jadi masalah. Kita berharap terang betul tdk ada awan tidak ada hujan kita bisa meneropong dengan baik,” pungkasnya. (azm)