Mataram (Inside Lombok) – NTB saat ini telah sukses menjadi tuan rumah berbagai event, baik skala lokal, nasional hingga internasional. Namun dari berbagai event tersebut, penanganan sampah masih menjadi sorotan bersama. Mengingat tidak semua penyelenggara acara mengurus penanganan sampah event hingga akhir.
Perhatian terkait hal itu salah satunya diberikan oleh Asosiasi Penyelenggara Kegiatan Nusa Tenggara Barat (ASPPEK) NTB yang berkolaborasi dengan KINGSMAKER. Antara lain dengan penyelenggaraan Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER yang akan dilaksanakan pada Sabtu (19/11) mendatang di Lapangan Sangkareang Mataram.
Ketua Panitia Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER, Agus Panca menerangkan event ini membawa kampanye kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Di mana Kota Mataram menjadi barometer kebersihan dan kelestarian lingkungan di NTB.
Ide kolaborasi sendiri pertama tercetus pasca-penyelenggaraan World Superbike (WSBK) 2021, di mana selama penyelenggaraan event internasional itu ada 20 ton sampah yang dihasilkan per hari. Melihat fenomena itu, pihaknya berharap seluruh penyelenggara acara yang membuat event di NTB ke depan dapat mengakomodir secara mandiri sampah mereka pasca-event, sehingga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga dapat dijaga dengan upaya bersama.
“Kita juga sudah berkomunikasi dengan DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan) NTB, agar ada kesepakatan antara dinas dengan EO (event organizer) untuk juga menyelesaikan sampah (yang dihasilkan) event-nya. Ini sudah kita komunikasikan,” ujar Panca, saat launching Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER di The Kingsman Resto and Lounge, Rabu (16/11).
Di sisi lain, melalui Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER kampanye soal zero waste sengaja dilakukan di ruang-ruang alternatif agar bisa menyasar kelompok yang lebih luas. Mengingat kampanye di ruang formal seperti melalui pelatihan dan lain sebagainya telah dilakukan juga oleh stakeholder terkait.
“Karena itu kita membuat Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER ini dengan mengusung konsep local pride. Di mana event ini adalah persembahan bagi para talenta lokal dan komunitas yang ada di Lombok untuk dapat menunjukkan karya terbaik mereka,” jelasnya.
Event ini akan diramaikan beberapa musisi, kelompok musik dan komunitas di NTB. Di antaranya Abhy Summer, Bero Teater, Helmy Jagostu, Isvara, Pamela Paganini, Pelvist, Sound of A Mirror, Tanaman Kaktus, The Gokil Boys, The Datu, Vhe Nhavan, Stand Up Indo Lombok, Kolaborasi Warga Mataram, Honda Community.
Penonton yang hadir di Hortikultura Urban Fest x KINGSMAKER nantinya juga bisa menikmati sajian kopi terbaik dari tenant Hang Out Place. Di antaranya MakJang, HibiKohi, Blaufabrika, Kowi, Kava 2.0, Kopjal, Rota Kopi dan Konyu.
“Sesuai dengan kampanye Zero Waste yang dibawa pada event ini, akan ada pameran produk dari komunitas dan UMKM lokal yang menampilkan karya terbaik dari produk daur ulang sampah,” jelas Panca.
Promotor KINGSMAKER, Dhna menerangkan semangat dari gerakan ini dilatarbelakangi kenyataan beberapa kali event yang digelar di NTB ternyata menyisakan sampah yang tidak sedikit jumlahnya. “Akhirnya ini bentuk kerja sosial kita dari ASPPEK bekerja sama dengan KINGSMAKER untuk membuat suatu kampanye event bebas sampah. Karena sampah juga bisa didaur ulang, dengan pilah sampah misalnya,” bebernya.
Rangkaian Hortikultura Urban Fest x KINGSMAKER sendiri telah dilakukan sejak Agustus lalu di 20 kafe yang ada di seputar Pulau Lombok. Pemilihan kafe sebagai tempat kampanye zero waste tersebut lantaran membuka ruang diskusi baru dengan audiens yang lebih beragam.
Di contohkan seperti launching Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER di The Kingsman Resto and Lounge sebagai kafe yang memiliki semangat yang sama. Ke depan, setiap kafe yang telah didatangi akan bersedia mengkampanyekan hal serupa pada para pengunjungnya dan diberi sertifikasi.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLHK NTB, Firmansyah menyebut zero waste merupakan gerakan untuk memastikan bahwa setiap orang atau pihak lainnya bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. “Karena itu kita juga mendeklarasikan (pelaksanaan) event nol sampah di NTB. Mendorong setiap penyelenggaraan event ikut bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan,” jelasnya.
Menurut Firman, semangat yang diusung Hortikultura Urban Fest X KINGSMAKER adalah bukti bahwa masalah sampah tidak hanya dibicarakan di ruang-ruang formal, melainkan juga di ruang alternatif dengan audiens yang lebih beragam. Dengan begitu, masalah sampah bisa benar-benar menjadi perhatian bersama. (r)