Mataram (Inside Lombok) – 20 ribu liter minyak goreng curah dengan harga Rp14.000 per liter dan Rp15.300 per kilogram disiapkan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) wilayah NTB. Hal ini untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng curah di pasaran yang masih merangkak naik hingga Rp24.000 per liternya.
Kepala Perum Bulog NTB, Abdul Muis mengatakan pihaknya telah mengajukan PO (pre order) ke PT Wilmar sebanyak 20 ribu liter minyak goreng curah, yang selanjutnya akan ditambah menjadi 30 ribu liter dan seterusnya. Stok tersebut akan dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas harga di pasaran.
“Saya yakin NTB akan mencapai harga minyak goreng stabil. Nanti satu atau dua hari lagi kita sudah akan melaksanakan. Kami lakukan di setiap pasar, dari data kemarin ada tujuh pasar termasuk di Dasan Agung,” ungkap Muis, Kamis (21/4).
Penyediaan minyak goreng curah nantinya dilakukan bergantian di tujuh pasar yang sudah di data. Masyarakat diperbolehkan membeli maksimal 10 liter atau 10 kilogram saja per orang, dengan syarat menunjukkan identitas diri berupa KTP.
“Minyak curah ini bukan minyak yang tidak bagus, tapi ini minyak yang sertifikat dan dikemas manual. Kenapa minyak kemasan mahal, itu ada biaya plastik, pengemasan dan lainya harganya sampai Rp20 ribu,” tuturnya.
Untuk langkah awal, pasokan minyak goreng curah ini menyasar sejumlah pasar, karena memang instruksinya untuk tidak melaksanakan Operasi Pasar (OP) ke pasar-pasar baru. Bahkan akan ada kemungkinan menyasar ke perumahan-perumahan, sehingga masyarakat merata mendapatkan minyak goreng curah dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Mungkin kita kerjasama dengan kelurahan, Pemda untuk memerintahkan Bulog di mana harus melaksanakan Operasi Pasar. Prinsipnya ini sebuah kesempatan bagi Bulog untuk menunjukkan bahwa stabilitas minyak goreng perlu dilakukan,” jelasnya.
Saat ini jumlah stok minyak goreng kemasan premium disebutnya ada 12 ribu liter. Bulog NTB sudah minta pengadaan untuk PO lagi 50 ribu liter. Sementara untuk minyak goreng curah sudah PO 20 ribu liter dan 30 ribu liter.
“Pada prinsipnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat terus kami siapkan, bagaimanapun harga di masyarakat bisa stabil,” ucapnya.
Apalagi menghadapi Ramadan dan Idulfitri mendatang, Bulog NTB disebutnya memberi atensi untuk ketersediaan beras, gula, minyak goreng hingga daging yang perlu disiapkan. Terutama daging lokal untuk masyarakat, baik daging sapi maupun kambing sudah ada tersedia. Serta produk turunnya sudah dibuatkan untuk daging ini.
“Itu terus kita jaga ketersediaannya, saya yakin inflasi untuk pangan relatif stabil untuk di NTB.
Beda dengan perhotelan inflasi di NTB, akibat harga sewanya mahal,” pungkasnya. (dpi)