Lombok Barat (Inside Lombok) -Banyak event pariwisata yang diselenggarakan di Senggigi tidak sebanding dengan kondisi jalan yang gelap gulita. Kondisi tersebut dikeluhkan warga. Menunggu solusi, Kades Senggigi, Mastur berharap OPD terkait tidak saling lempar kewenangan soal penanganan penerangan jalan umum (PJU) di kawasan tersebut.
Diterangkan Mastus, setidaknya ada 87 titik PJU yang masih mati di Senggigi sampai saat ini. “Ada beberapa yang tumpang tindih antara dinas-dinas terkait. Saya dapat informasi bahwa dana PJU ini surplus,” ungkapnya, Rabu (13/10).
Pihaknya mempertanyakan alokasi dan pemanfaatan anggaran yang surplus tersebut. Karena menurut dia perbaikan PJU di kawasan wisata itu seharusnya menjadi prioritas.
“Kemarin saya ke Dinas Perkim, jawabannya bahwa lampu yang ada di proyek penataan itu ada di Dinas Pariwisata dan PUPR. Tetapi hasil penataan itu yang belum diserahterimakan. Jadi Perkim mengaku belum bisa memperbaiki karena belum diserahkan,” jelasnya.
Hal itu diakuinya justru menjadi sorotan penilaian buruk bagi pemerintah desa. Meskipun wewenang penanganan PJU bukan ada di pihaknya, justru Pemdes yang banyak disoroti masyarakat.
“Yang saya harapkan sekarang, dua instansi itu duduk bersama; rembuk menyelesaikan persoalan itu,” ujar Mastur. Ditegaskan, yang menjadi harapan bagi masyarakat Senggigi adalah PJU dapat segera menyala.
Hal tersebut menjadi penting, mengingat Senggigi saat ini sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal. Namun kondisi di malam hari dirasa cukup mengkhawatirkan. Apalagi masih banyak material di titik perbaikan kawasan yang longsor.
“Apalagi anggaran PJU ini surplusnya hampir miliaran, sebenarnya dari dana itu kan bisa untuk penanganan ini. Tetapi mungkin masih ada permasalahan kewenangan yang kita tidak ketahui,” sambung Mastur.
Ia meminta OPD terkait dapat lebih memperhatikan Senggigi. Karena dari informasi yang diterimanya, banyak pihak dari luar Lombok yang justru menilai Senggigi menjadi salah satu kawasan yang sudah siap menerima kunjungan wisatawan penonton WSBK dan MotoGP nantinya.
“Terus terang, rekan-rekan saya di luar Lombok _ngomong_ bahwa Senggigi ini yang lebih siap untuk menerima kunjungan peserta WSBK,”ujarnya. Dengan peluang tersebut, pembenahan untuk menunjang berbagai fasilitas yang sudah tersedia sangat dibutuhkan.
Terpisah, Kadis Perkim Lobar, H. Lalu Winengan mengaku pihaknya belum bisa mengatasi persoalan itu. Lantaran hingga kini OPD terkait belum menyerahkannya ke Dinas Perkim.
“Tidak ada dasarnya kita mau tangani, karena itu belum diserahkan ke kami,” tegasnya. Menurut Winengan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan koordinasi. Mengingat pada 2020 lalu ada beberapa proyek penataan di kawasan Senggigi yang ditangani oleh Dinas Pariwisata dan PUPR Lobar.