26.5 C
Mataram
Kamis, 9 Mei 2024
BerandaBerita UtamaJangan "Kudet", Pendamping PKH Harus Lakukan Koordinasi

Jangan “Kudet”, Pendamping PKH Harus Lakukan Koordinasi

Lombok Timur (Inside Lombok) – Banyaknya data yang tidak tepat sasaran dari para pendamping PKH membuat Kapala Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur geram. Mereka diminta untuk bekerja sesuai pedoman sehingga tidak disebut kurang update (kudet). Pendamping PKH harus mulai membuka koordinasi dengan berbagai elemen masyarakat demi data yang benar.

Kapala Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timu, H Ahmad mengatakan, banyaknya kesalahan data disebabkan tidak adanya koordinasi dari pendamping PKH. Mulai dari tingkat desa hingga kabupaten. Sehingga kesalahan tersebut terus terjadi.

Pihak Dinsos Lotim telah membuatkan surat peringatan kepada para pendamping yang telah lupa akan fungsi dan tugasnya menjadi seorang pendamping. Pihaknya geram atas perilaku para pendamping PKH yang lebih mementingkan bisnis daripada tugasnya.

“Dua ribu lebih warga yang telah digraduasi, namun tidak ada perubahan. Oleh karena itu, kami ingin adanya koordinasi dengan pilar sosial yang lain,” ucapnya saat koordinasi dengan pendamping PKH, di Selong, Kamis (14/05/2020).

- Advertisement -

Pihaknya menekankan untuk adanya koordinasi dengan pilar-pilar sosial yang ada. Tapi sampai saat ini tidak ada koordinasi tersebut. Sehingga pendamping PKH seolah-olah dikambinghitamkan (disalahkan, red), karena sering dianggap tidak transparan terhadap data tersebut.

Pendamping PKH bisa berkoordinasi dengan banyak pilar sosial di desa. Seperti operator desa, karang taruna, kader, dan banyak lagi lembaga yang bernaung di desa. Jika hal tersebut diberlakukan oleh para pendamping, kemungkinan tidak ada lagi masalah.

“Saya ingatkan kepada para pendamping intuk membuka kembali buku pedomannya, harap dipahami tugas dan fungsinya,” ucapnya.

Pendamping bukan saja berkaitan dengan data maupun hanya mendampingi KPM. Namun, para pendamping juga ditekankan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak lagi menjadi keluarga miskin, namun akan bisa menjadi keluarga sejahtera.

Di samping itu juga, pihak Dinsos Lotim telah membuat surat peringatan bagi beberapa pendamping yang lebih mementingkan bisnis daripada fungsi dan tugasnya menjadi seorang pendamping.

“Kita ingin pada tiga bulan sekali mendapat laporan dari pendamping terkait apa masalah di lapangan,” pungkasnya.

- Advertisement -

Berita Populer