Mataram (Inside Lombok) – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB mulai terima banyak pesanan dari travel agent menjelang MotoGP . Baik travel agent lokal dan luar daerah. Terlebih situasi pariwisata mulai bergerak membaik, seiring menurunnya kasus covid-19.
Ketua HPI NTB, Ainuddin mengatakan adanya event internasional seperti WSBK dan MotoGP 2022 memberikan sedikit dampak kepada para pramuwisata. Dari travel agent ada beberapa yang sudah memesan. Bahkan ada juga travel agent yang datang dari luar. Harapan ini bisa semakin membangkitkan jasa pramuwisata.
“Kemarin kita lihat dari teman-teman itu mereka sudah merekrut diantara temannya. Artinya ada anggota kita yang merekrut anggota yang lain untuk digunakan jasanya,” ujar Ainuddin, Jumat (31/12).
Para pramuwisata ini mendapatkan pesanan dari travel agent luar, karena mereka secara langsung berhubungan dengan pramuwisata di sini. Seperti travel dari Bandung, Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang menggunakan jasa pramuwisata di NTB.
“Karena mereka ada kerjasama juga, beberapa teman-teman pramuwisata ini digunakan jasanya oleh travel luar,” tuturnya.
Pergerakan jasa pramuwisata sudah dirasakan pada gelaran event WSBK November kemarin. Di mana banyak jasa mereka digunakan oleh travel agent. Diharapkan tahun depan semakin meningkat aktivitas pramuwisata.
“Seberapa besarnya belum bisa dipresentasikan, terutama di MotoGP ini karena belum terlaksana,” ucapnya.
Di sisi lain, HPI meminta agar pemerintah juga melibatkan para pramuwisata. Terlebih dalam perhelatan MotoGP 2022 mendatang, karena mereka bukan hanya profesi tetapi mereka juga bisa menjadi promotor untuk mempromosikan pariwisata NTB.
“Perlu ada pembenahan, peningkatan, karena seolah-olah pramuwisata ini profesi yang kemudian lepas begitu saja,” tuturnya.
Menurutnya, pemerintah, pelaku industri pariwisata serta stakeholder terkait harus bersama sama bergandengan. Nantinya apa yang menjadi harapan pramuwisata dan harapan pemerintah dapat terwujud. Diharapkan kedepannya, tentu ada pemberdayaan secara langsung dan keterlibatan dari pramuwisata itu sendiri.
“Pemerintah juga harus bisa melihat momentum itu dengan jeli agar semua bisa dilibatkan, artinya tidak hanya sebagai penonton saja pada event tersebut nantinya,” imbuhnya. (dpi)