27.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaKeluhkan Pelayanan PDAM Loteng, Warga Gantung Meter dengan Tali Infus

Keluhkan Pelayanan PDAM Loteng, Warga Gantung Meter dengan Tali Infus

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Warga Dusun Perandap, Desa Bunut Baok, Kecamatan Praya, Lombok Tengah (Loteng) menggali meter PDAM dan menggantung meter tersebut dengan tali infus sebagai simbol kondisi kritis. Aksi protes itu dilakukan lantaran warga kesal selama 5 tahun tidak ada air yang mengalir.

“Berapa kali bayar denda tapi air tidak pernah datang. Saya komplain ke petugas, tapi mereka bilang bukan tugasnya,” kata salah satu pelanggan PDAM, Zuhri, Rabu (30/11/2022) saat ditemui di rumahnya.

Ia menuturkan, sejak meter itu dipasang 2017 silam, hanya di bulan awal-awal saja air mengalir. Setelah itu ia hanya membayar beban dan denda setiap bulannya.

“Sudah saya lapor sampai kantor UPT itu, tapi mereka bilang mau pasangin palp, akhirnya kami menunggu sampai tahun ini tapi tidak ada tindakan,” ujarnya.

Senada, pelanggan lainnya, Ramdani juga mengeluhkan pelayanan PDAM yang hanya rutin mengecek meter dan menagih pembayaran beban dan uang denda. Namun tidak ada upaya untuk memperbaiki pelayanan, sehingga bisa mengalirkan air.

“Kalau ada tidak kita keberatan bayar, sampai tengah malam kita tunggu air datang tapi tidak ada, makanya sekarang kita cabut meternya buat apa ini ada,” ujarnya sambil menunjukan struk pembayaran.

Ia pun berharap kepada pihak PDAM untuk memperbaiki pelayanan dan memberikan kepastian kepada masyarakat. “Kalau saya, silahkan cabut saja meter ini tapi saya minta dikembalikan uang saat masang dulu,” katanya kesal.

Pantauan wartawan Inside Lombok saat ke lokasi, sekitar 20 warga sekitar dusun tersebut mengeluhkan hal yang sama karena lima tahun sejak meter PDAM mereka dipasang tidak ada air yang mengalir.

“Meter-nya muter karena angin aja yang datang, masak kita bayar angin saja,” cetus warga lainnya, Utik. Ia juga menuturkan, saat petugas pencatat meter datang untuk mengecek meter ia diminta untuk menyampaikan laporan ke kantor PDAM setempat.

“lebih marah dia (petugas pencatat, Red) saat ditanya. ‘Bukan urusan saya, hanya tukang catat saja’ katanya. Kalau sekarang tukang catat itu saat tanggal 1 atau 2 setiap bulan pasti datang memeriksa diam-diam,” tuturnya.

Sementara itu, Humas PDAM Loteng, Lalu Muhammad Lutfy mengatakan masalah tersebut karena faktor elevasi dan posisi lebih di atas dari sumber air, bahkan saat pemasangan pipa saluran sempat terjadi keributan.

“Ada yang perandap bawah dan perandap atas sehingga airnya agak lolos, kadang ditahan juga rusak. Penahannya itu rusak,” jelasnya. Pihaknya meminta kepada masyarakat pada saat pemasangan untuk memberikan hak penuh kepada PDAM untuk pengaturan distribusi sehingga tidak ada ikut campur dari konsumen.

“Waktu itu kita buatkan yang namanya stop kran, tapi saat ini saya belum ngerti masih belum, kalau dulu memang kita gilir,” ujarnya. Terkait penanganan keluhan masyarakat tersebut, pihaknya akan melakukan evaluasi internal untuk menentukan langkah penanganan.

“Evaluasi nanti di Kepala UPT-nya ya, nanti upaya-upaya teknis kita lakukan setelah evaluasi,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer