Lombok Tengah (Inside Lombok) – Angka kemiskinan di Lombok Tengah (Loteng) menempati urutan kedua dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri menyebut angka kemiskinan di Loteng saat ini di angka 12,89 persen. Untuk menurunkan angka kemiskinan itu disebut cukup berat, karena jumlah penduduk Loteng yang mencapai satu juta jiwa dan terbilang cukup besar.
“Penduduk di Loteng merupakan penduduk terbesar kedua setelah Kabupaten Lombok Timur. Pendudukak sebanyak 1.060.000 jiwa,” jelasnya.
Pathul menjelaskan, untuk mengentaskan angka kemiskinan di daerah yang ia pimpin, pihaknya telah melakukan berbagai upaya dan melaksanakan program. Termasuk dengan membangun akses jalan untuk kelancaran ekonomi dan pendidikan masyarakat. Namun menurutnya indikator orang dikatakan miskin juga cukup banyak.
“Kita membuat jalan untuk akses perputaran ekonomi juga tujuannya untuk menurunkan angka kemiskinan. Misalkan jalan usaha tani dan jalan untuk berdagang dan pendidikan,” imbuhnya.
Ia mengaku, untuk menurunkan angka kemiskinan di Loteng, semua dinas harus bekerja keras dan saling bahu membahu. “Kita terus bekerja keras. Menurunkan angkak kemiskinan dua digit per tahun saja kita harus kerja keras setengah mati,” ujarnya.
Sementara, Kepala Badan Pusat Statistik Loteng, Sawaludin Siregar mengatakan salah satu indikator kemiskinan bisa dihitung dari berapa kalori yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.
“Pada saat pendataan itu yang akan ditanya; apa yang dikonsumsi dan pendapatannya berapa,” jelasnya. Masyarakat bisa dimasukkan dalam kategori miskin, lanjut Sawal, apabila pengeluaran per kapita di bawah Rp480 ribu per bulannya.
“Kalau kategori miskin jika pengeluaran masyarakat di bawah rata-rata Rp480 ribu setiap bulan,” pungkasnya. (fhr)