Lombok Timur (Inside Lombok) – Berdasarkan hasil pendataan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2020, angka kemiskinan di Lotim menurun hingga 0,91 persen dan menjadi penurunan kemiskinan yang kedua di NTB.
Kepala BPS Lotim, Lalu Putradi mengatakan, penurunan angka kemiskinan yang dialami Lotim lebih tinggi dari rata-rata angka kemiskinan kabupaten/kota di NTB yang mencapai 0,59 persen. Sedangkan Lotim menurun hingga 0,91 persen pada Maret 2020. Rentang waktu selama 5 tahun lalu, Lotim mengalami penurunan kemiskinan hingga 3,81 persen
“Itu angka penurunan tertinggi kedua di NTB setelah Kabupaten Lombok Utara,” ucapnya saat Konferensi Pers dengan awak media, di Kantor BPS Lotim, Jumat (11/12).
Dikatakannya, faktor penyebab penurunan angka kemiskinan di Lotim dilatari karena inflasi pada tahun 2020 di Lotim sangat terjaga atau jauh lebih kecil dibanding jumlah inflasi pada tahun 2019.
“Inflasi pada tahun 2020 mencapai 1,33 persen, jauh lebih rendah pada tahun 2019 yang mencapai 2,30 persen,” ucapnya.
Dikarenakan inflasi yang kecil sehingga harga bahan pokok masih terjaga, daya beli masyarakat juga masih aman dikarenakan harga masih stagnan. Sebagai daerah yang prekonomian masyarakatnya berasal dari hasil pertanian. Nilai tukar hasil pertanian berupa tanaman pangan, sub sektor holtikultura, sub sektor peternakan dan sektor perikanan masih di atas angka seratus persen. Kecuali hasil sub sektor perkebunan yang masih kurang dari seratus.
“Itu artinya daya tukar petani lebih tinggi dibanding nilai yang dibayar atau dikeluarkan untuk pengelolaan,” katanya.
Tak hanya itu, faktor penurunan angka kemiskinan di Lotim juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan upah buruh yang didapat oleh pihak BPS dari hasil pendataan Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 6,58 persen.
“Adanya peningkatan pendapatan sehingga daya beli juga tetap terjaga,” imbuhnya.