30.5 C
Mataram
Kamis, 2 Mei 2024
BerandaBerita UtamaKomoditas Volatile Food Sumbang Inflasi NTB, Operasi Pasar Terus Digelar

Komoditas Volatile Food Sumbang Inflasi NTB, Operasi Pasar Terus Digelar

Mataram (Inside Lombok) – Komoditis volatile food seperti tomat menjadi penyumbang inflasi NTB November 2022. Terlebih harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan kenaikan lantaran terpengaruh kondisi cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi dan permintaan jelang akhir tahun yang justru meningkat.

“Sudah mulai mengarah (kenaikan tinggi, Red) makanya kita melakukan operasi pasar. Pertama untuk komoditas yang harganya mulai bergerak. Volatile food saat ini tomat, tapi diikuti telur, bawang merah,” ujar Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) NTB, Achmad Fauzi, Selasa (6/12).

Pada November 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat inflasi y-on-y gabungan dua Kota (Kota Mataram dan Kota Bima) sebesar 6,62 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,31 pada November 2021 menjadi 112,28 pada November 2022. Tingkat inflasi m-to-m gabungan sebesar 0,09 persen dan laju inflasi y-to-d sebesar 5,95 persen.

Untuk itu dari BI NTB bersama stakeholder lainnya mulai menyediakan untuk operasi pasar murah. Sementara di akhir tahun ini diprediksi akan ada kenaikan harga karena cuaca ekstrem, terutama pada produk hortikultura. “Itu tidak bisa dipungkiri seperti tomat, pokoknya holtikultura itu terpengaruh oleh cuaca. Kita juga sudah sidak ke pasar kebetulan untuk komoditas, seperti bawang ternyata aman (ketersediaan dan harga, Red),” ungkapnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, pemenuhan kebutuhan bawang di NTB disebut masih bisa dipenuhi dari produksi di Kabupaten Bima, sekaligus untuk menekan harga agar tidak mengalami lonjakan. Namun sejauh ini belum ada kondisi yang mengkhawatirkan untuk komoditas bawang, baik dari segi harga maupun ketersediaan.

“Untuk tomat memang (ada kekhawatiran) karena dia sangat berpengaruh (pada cuaca). Tapi sebentar lagi akan panen dan bisa saja kembali stoknya,” terangnya.

Berdasarkan data BPS NTB beberapa komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi m-to-m November 2022, antara lain tomat, emas perhiasan, sawi hijau, rokok kretek filter, dan angkutan udara. Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi m-to-m, antara lain ikan layang/ikan benggol, tongkol diawetkan, cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih.

“Yang volatile food saat ini yakni tomat. Sebenarnya bagus juga, alhamdulillah untuk komoditas volatile food yang lain kita tau kemarin deflasi, tapi sekarang ada beberapa inflasi,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BPS NTB, Wahyudin menerangkan November 2022, inflasi year on year (y-on-y) gabungan dua kota yakni Mataram dan Bima sebesar 6,62 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,42 persen.

“Untuk wilayah NTB, Kota Mataram mengalami inflasi y-on-y sebesar 6,65 persen dan Kota Bima mengalami inflasi y-on-y sebesar 6,54 persen,” ujarnya.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 23,72 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,24 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,47 persen, ada juga kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,96 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,45 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,37 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,14 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,47 persen kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,74 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,82 persen. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer