Mataram (Inside Lombok) – Liga 3 Bank NTB Syariah masih belum bisa dilanjutkan. Di mana sebelumnya, Asprov PSSI NTB memutuskan Liga 3 Bank NTB Syariah bakal berlanjut 20 Desember. Namun hingga saat ini belum mendapatkan izin keamanan dari polda NTB.
”Kita sudah bertemu Polda NTB. Ada beberapa pertimbangan Liga 3 belum bisa dilanjutkan tahun ini,” ujar Ketua Asprov PSSI NTB, Mori Hanafi.
Pertimbangan melanjutkan dan menyelesaikan Liga 3 tahun ini adalah surat edaran dari PSSI Pusat terkait jadwal pelaksanaan Liga 3 putaran nasional yang akan berlangsung Februari 2022. Termasuk sejumlah kompetisi lain seperti Piala Soeratin dan Piala Pertiwi. ”Kami ingin melanjutkan Liga 3 karena ada sebabnya,” cetusnya.
Mori menjelaskan, berdasarkan hasil pertemuan dengan Polda NTB, izin pengamanan belum bisa dikeluarkan karena bersamaan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Pihak keamanan akan fokus pada dua kegiatan tersebut.
Selain karena perayaan acara besar keagamaan dan tahun baru tersebut, persyaratan lainnya seperti standar stadion. Di mana, sejumlah fasilitas untuk penyandang disabilitas belum memadai. Meskipun demikian, hal itu dinilai tidak menjadi halangan menggelar Liga 3. “Kami akan bekerja keras untuk memberikan yang terbaik,” tuturnya.
Ia menargetkan, pelaksanaan Liga 3 akan dilanjutkan pada bulan Januari tahun 2023 mendatang. Karena persoalan keamanan ini harus dituntaskan agar pelaksanaan Liga 3 NTB bisa berjalan lancar tanpa masalah.
Diterangkan, provinsi lain yang sudah melanjutkan liga 3 juga banyak yang mengalami kendala seperti Asprov PSSI Jawa Tengah. Sehingga terancam dihentikan kembali.
Babak delapan besar Liga 3 Bank NTB Syariah diikuti empat tim asal Pulau Sumbawa yakni Persebi, Lebah FC, Pasner FC, dan Persidom. Sedangkan empat tim dari Pulau Lombok adalah PS Mataram, Perslotim, Lombok FC, dan PS Bima Sakti.
”Sudah ada yang menjalani pertandingan sebelum kompetisi dihentikan sementara. Hasil pertandingan yang sudah dijalani tetap dihitung,” katanya.
Untuk diketahui, Liga 3 Bank NTB Syariah dihentikan sementara usai ada larangan dari PSSI Pusat akibat tragedi Kanjuruhan. (azm)