Lombok Barat (Inside Lombok) – Sebagai bentuk perhatian untuk para penyandang disabilitas, Pemda Lobar berupaya mengusung kesetaraan gender. Sehingga bentuknya tidak hanya melalui anggaran yang ada di dinas sosial, tetapi juga secara teknis.
Di mana di Lombok Barat sendiri, kata Sekda Lobar, H. Baehaqi, bahwa terdapat 10 sekolah inklusi. Yang mana sekolah itu merupakan sekolah dasar seperti sekolah pada umumnya. Namun memiliki fasilitas ramah bagi anak yang berkebutuhan khusus.
“Di Lombok Barat ini ada 10 sekolah inklusi, jadi orang-orang berkebutuhan khusus, bisa sekolah di situ tanpa harus masuk ke SLB (Sekolah Luar Biasa)” papar Baehaqi, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (03/12/2020).
Terkait sekolah inklusi ini jelas dia, diatur melalui peraturan bupati (SK) di Dikbud. Yang jelas kata dia, semua lini dan sektor menjadi perhatian pemda. Hal tersebut, kata Baehaqi, merupakan wujud dari pembangunan yang dicanangkan oleh Pemda Lobar melalui RPJMD
dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Sejahtera itu tidak hanya diukur melalui terpenuhinya makan dan minum, tetapi juga terpenuhinya pelayanan dasar lainnya (pendidikan dan kesehatan)” ungkapnya.
Namun terkait hal yang lebih spesifik seperti fasilitas umum yang ramah untuk disabilitas, jelas Baehaqi, saat ini belum ada. Namun untuk pendidikan dan jalan sudah disiapkan fasilitas. Termasuk di perkantoran. Pihaknya terus mendorong supaya sektor terkait untuk menyiapkan fasilitas itu.
“Itu harus menjadi atensi sehingga semua akan bisa menikmati hasil dan tujuan pembangunan di Lombok Barat” pungkasnya.
