Mataram (Inside Lombok) – Untuk meningkatkan kebersihan di Kota Mataram, pemerintah daerah menambah alat pengangkut sampah. Pasalnya, alat pengangkut yang saat ini dimiliki sudah banyak yang rusak dan tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. M. Kemal Islam, Selasa (7/6) di Mataram mengatakan, tahun ini pengadaan fasilitas pengangkut sampah paling banyak jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Ini untuk mendukung program zero waste. Makanya kita tunjukkan Pemerintah Kota Mataram itu serius dalam penanganan sampah,” katanya.
Disebutkan, jumlah dump truck yang dibeli yaitu sebanyak enam unit, kendaraan roda tiga juga tiga unit. Tidak itu saja, Pemerintah Kota Mataram menerima bantuan kendaraan pengangkut sampah dari PT Bank NTB Syariah yaitu dua unit mobil pick up. “Ada satu unit mobil pick up, dua unit motor roda tiga dan dua unit dump truck dari anggota Fraksi Partai Golkar,” ujarnya.
Sebelumnya, kendaran pengangkut sampah yang dimiliki sebanyak 37 unit. Namun dari jumlah ini sebanyak 32 unit yang masih bisa beroperasi secara maksimal sedangkan sisanya hanya bisa beroperasi sebanyak dua kali pengangkutan dalam sehari.
“Dengan ada tambahan enam unit itu jadinya 38 yang sehat. Jadi kita sekarang akan maksimalkan yang sehat ini untuk menangani sampah di Kota Mataram. Alhamdulilah ya,” ujarnya.
Hingga saat ini sambung Kemal, jumlah sampah yang bisa ditangani sebanyak 86 persen. Sehingga sekitar 14 persen sampah di Kota Mataram belum tertangani karena banyak dibuang di saluran atau sungai oleh masyarakat.
“Adanya timbunan TPS liar yang dibuat oleh masyarakat. Tahun 2017 silam sudah ada pengadaan 325 unit roda tiga untuk semua lingkungan. Tapi sekarang sekitar 60 persen yang bisa beroperasi. Kalau yang 40 persennya sudah batuk-batuk,” katanya.
Upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan penangan sampah yaitu dengan mengoperasionalkan TPS keliling. Langkah ini juga dilakukan meminimalisir adanya TPS liar yang dibuat oleh masyarakat. “Kita meminimalisir pembuangan sampah di sungai. Karena selama ini pengangkutan sampah di sungai tidak bisa maksimal,” pungkasnya. (azm)