29.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaMeminimalisir Kerugian, Pemetaan UMKM Harus Jelas di Setiap Perhelatan Event

Meminimalisir Kerugian, Pemetaan UMKM Harus Jelas di Setiap Perhelatan Event

Mataram (Inside Lombok) – Para pelaku UMKM yang terlibat di perhelatan MotoGP 18-20 Maret lalu menyuarakan keluhan atas kinerja pengelola event yang dinilai merugikan. Pasalnya, tidak semua merasakan keuntungan dari event tersebut, lantaran penetapan pameran UMKM berada di berbagai lokasi dan tidak banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Padahal diharapkan dengan 60 ribuan penonton yang diproyeksikan datang ke event MotoGP dapat datang ke beberapa lokasi pameran yang disediakan. Mulai dari Islamic Center, eks Bandara Selaparang, Taman Sangkareang, Loang Baloq dan lainnya. Sayangnya, sebagian pameran tersebut justru sepi pengunjung.

“Saya rasa pemetaannya yang jelas untuk UMKM dari pemerintah, misalnya stakeholder yang mau buat acara di Loang Baloq dia harus buat spanduk, flayer dan sebagainya, supaya banyak yang datang,” kata Ketua Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI) NTB, Baiq Diah Ratu Ganefi, Kamis (24/3).

Menurutnya, manfaat event MotoGP ini masih kurang dirasakan oleh para UMKM. Terutama mereka yang berada di luar Sirkuit Mandalika, karena tidak ada yang datang ke tempat pameran di beberapa lokasi yang sudah disediakan.

“Kalau saya lihat di luar venue tidak ada yang beli, ada yang dapat nol (keuntungan, red), ada yang Rp5 ribu, ada yang Rp10 ribu (keuntungannya),” terangnya. Diah menilai pemerintah daerah perlu memikirkan bagaimana event yang digelar memberi manfaat bagi semuanya. Termasuk penyediaan aspek penunjang, agar semua pelaku usaha yang terlibat dapat merasakan manfaat dari event yang dibuat, seperti MotoGP.

“Penujunang lainnya di kegiatan siapa yang akan datang. Atau kerahkan ke masing-masing dinas yang ada di kabupaten/kota bertanggung jawab, jadi semua kita berkepentingan,” terangnya.

Selain itu, semua organisasi besar seperti KADIN, IWAPI, HIPMI dan lainnya juga dapat dilibatkan agar nantinya ketika ada komplain maka pertanggung jawaban dapat dilakukan di tingkat organisasi. “Misalnya IWAPI diberi tanggung jawab untuk mengurus UMKM, kedua apa yang akan dijual, ketiga bagaimana UMK ini dari rumah mencapai venue. Jangan sampai lokasi UMKM itu tidak dilalui oleh penonton,” ujarnya.

Pada saat event MotoGP yang diselenggarakan dalam waktu tiga hari kemarin ada beberapa UMKM mendapat keuntungan. Di mana ada yang pendapatnya Rp10 juta, tapi itu tidak sesuai dengan 60 ribu penonton yang ada sedangkan persiapannya banyak.

“Hari pertama saya lihat hampir semua tidak dapat jualan, hari kedua ada tapi sangat sedikit. Seperti WSBK kemarin di hari 3 baru ada penjualan, sama juga teman teman di MotoGP,” paparnya. Untuk UMKM dari IWAPI sangat sedikit yang terlibat dalam MotoGP. Karena ada beberapa kualifikasi yang dilalui seperti kurasi dan situasi yang memungkinkan hanya 40 UMKM yang terlibat.

“Itu tidak ada yang untung dari 40 orang. Yang di luar area ini yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana kita lihat siapa yang akan datang ke sana? Bahkan ada yang laporannya nol (untuk keuntungan),” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer