Mataram (Inside Lombok) – Produksi umbi gadung di NTB sudah banyak dikembangkan oleh masyarakat, hingga dipakai sebagai bahan dasar beberapa jenis makanan. Namun, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB saat ini belum bisa mengembangkan salah satu tanaman umbi-umbian tersebut. Pasalnya, jika tidak bisa diolah dengan profesional makan umbi gadung akan mengandung racun yang berbahaya jika dikonsumsi.
Kepala Distanbun NTB, Fathul Gani, Kamis (11/8) di Mataram mengatakan, Pemda tidak bisa mengembangkan umbi tersebut dengan maksimal, karena masih banyaknya warga yang belum bisa mengolah gadung tersebut. Meskipun saat ini sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang mengolahnya menjadi jenis makanan lain.
“Bisa (diolah). Cuma bisa proses olahannya kalau tidak profesional bisa keracunan. Hati-hati. Itu yang kita khawatirkan. Sehingga kita tidak terlalu mengembangkan itu,” katanya.
Saat ini, Distanbun NTB tetap mengembangkan potensi komoditas yang lainnya. Khususnya yang bisa menggantikan beras sebagai bahan pokok makanan. “Mana potensi yang bisa menggantikan beras seperti jagung, ketela pohon, umbi-umbian termasuk juga sorgum,” ujarnya.
Dikutip dari postingan di media sosial dengan akun BKPH Ampang Plampang bahwa di Pulau Sumbawa khususnya telah mengupayakan pemanfaatan jenis komoditas umbi gadung melalui skema perhutanan sosial melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Banda Sejahtera di Desa Banda, Kecamatan Tarano.
KWT Banda Sejahtera diharapkan mampu mendorong produk olahan yang dihasilkan dari umbi gadung agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sejauh ini produk dari umbi gadung yang populer di masyarakat hanya keripik dan tepung gadung. KWT Banda Sejahtera sebelumnya pun hanya mengolah umbi gadung menjadi produk tepung dan stik gadung.
KWT Banda Sejahtera saat ini telah mencoba membuat produk mie yang terbuat dari bahan dasar umbi gadung. Umbi Gadung yang telah melalui tahap penghilangan kadar racun diolah lebih lanjut sehingga menjadi bentuk mie kering. Mie Kering yang telah jadi selanjutnya dikemas dan siap untuk dipasarkan.
Mie Gadung dapat diolah menjadi berbagai macam masakan, seperti mie ayam sumbawa, mi goreng, dan berbagai macam masakan mie lainnya. Cita rasa masakan yang terbuat dari mie gadung memiliki kekhasan dan menjadi pembeda dengan mie pada umumnya.
Produk umbi gadung juga diharapkan akan berdampak positif terhadap masyarakat luas dan lingkungan. Keberadaan umbi gadung di kawasan hutan akan menyadarkan masyarakat bahwa betapa pentingnya menjaga kawasan hutan untuk dapat dikelola secara lestari dan berkelanjutan sehingga tercipta Equilibrium Environmental. (azm)