Lombok Tengah (Inside Lombok) – Bulan suci Ramadan telah memasuki fase akhir. Pada 10 malam terakhir, seluruh umat muslim berbondong-bondong berburu Lailaltul Qadar, sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Momentum ini tentu tak ingin dilewatkan begitu saja oleh umat Muslim, termasuk para napi atau Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Praya. Merema tetap memacu semangat untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.
“Pada 10 hari terakhir ini kegiatan selawat, tadarus, salat malam, zikir dan beragam kegiatan positif lainnya terus digelorakan oleh para WBP di Rutan Praya,” kata Kepala Rutan Kelas II B Praya, Jumasih.
Diterangkan, selama beribadah, WBP tetap terpantau oleh petugas. Tak jarang, petugas juga turut bergabung dalam melaksanakan salat berjamaah dengan para WBP untuk mempererat tali silaturahmi.
“Petugas ada yang berjaga, ada juga yang ikut salat berjamaah dan tadarus untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan, sehingga para WBP merasakan euforia Ramadan seperti di rumah sendiri,” ujarnya.
Rutan Kelas IIB Praya merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Pemasyarakatan di bawahawah naungan Kementerian Hukum dan HAM NTB yang mengalami permasalahan over kapasitas, seperti Lapas dan Rutan lain. Tapi hal tersebut tidak mengendurkan program pembinaan di Rutan Praya.
“Kunci keberhasilan dalam menjaga kondusivitas Rutan adalah menanamkan rasa kebersamaan antar petugas dan WBP. Selain itu, para WBP juga diingatkan untuk senantiasa menjadikan Rutan Praya layaknya rumah sendiri, sehingga dapat menjaga keamanan dan ketertiban,” katanya. (fhr)
