33.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaBerita UtamaNelayan Mataram Menjerit Akibat Kenaikan BBM

Nelayan Mataram Menjerit Akibat Kenaikan BBM

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Nelayan di Mataram mengeluhkan kenaikan yang mendadak serta sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi. Seperti halnya yang dirasakan nelayan di Pantai Ampenan, Kota Mataram, Kecamatan Ampenan yang saat ini sedang kesulitan mendapatkan BBM.

Jauhari Tantowi, Pembina Aliansi Nelayan Pesisir Juang (ANPJ) Kota Mataram mengatakan, masalah kesulitan mendapatkan BBM subsidi sebenarnya sudah menjadi masalah klasik yang dirasakan nelayan di Kota Mataram selama puluhan tahun. Padahal, BBM merupakan aspek yang krusial bagi kelangsungan usaha para nelayan, khususnya nelayan kecil.

Terlebih lagi harga BBM yang naik maka mengakibatkan nelayan tradisional tidak bisa melaut.Ada sejumlah penyebab sulitnya nelayan memperoleh BBM subsidi. Salah satunya adalah para nelayan kesulitan untuk mengakses pembuatan surat rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan daerah asal nelayan yang bersangkutan.

“Nelayan di Mataram hampir luput dari perhatian pemerintah, terutama pemerintah daerah, karena kurangnya akses informasi langsung dan mobilisasi untuk kesana. Belum lagi, ada syarat-syarat seperti dokumen administrasi yang harus disiapkan juga. Kalau tidak ada itu, maka tidak bisa mengurus surat rekomendasi,” ungkap Jauhari

Sebenarnya pemerintah sudah mengeluarkan Kusuka atau Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan, hanya memang, belum banyak nelayan yang bisa mengakses kartu tersebut. Selain itu, infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Kota Mataram hanya ada 1, itu pun tidak pernah beroperasi sejak 5 tahun silam.

“Jadi SPBN di Ampenan hanya ada 1 dan itu sudah lama tidak beroperasi lagi, bahkan nelayan Ampenan harus mengisi bahan bakar di pom meninting dan harus menambah uang lebih untuk pengisian jerikennya, ditambah lagi kenaikan BBM ini sangat mencekik nelayan-nelayan kecil di Kota Mataram,” Pungkas Jauhari

Bahkan, pahit-pahitnya, nelayan terpaksa berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Hal ini jelas bisa mengurangi jumlah ikan hasil tangkapan nelayan yang beredar di pasar. Sayangnya, bukan perkara mudah bagi nelayan untuk mengerek harga jual ikan hasil tangkapan melaut guna menutupi beban pengeluaran yang besar.

Salah seorang Nelayan asal Ampenan, Jupri mengakui bahwa dengan kenaikan BBM Subsidi jenis Pertalite yang biasa digunakan para nelayan di Ampenan untuk melaut, pasalnya ia dan teman-temannya sangat dirugikan dengan adanya kenaikan BBM Bersubsidi.

“Kami sangat dirugikan dengan adanya kenaikan BBM ini, sebagian dari kami tidak bisa melaut karena harga BBM tidak terjangkau, ditambah lagi kami harus berhutang kepada pengepul ikan untuk membeli BBM, ditambah lagi ikan sedang sepi dan cuaca tidak membaik.” ungkap Jupri. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer