26.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaNyongkolan di Loteng Ini Langgar Prokes, Polisi Akan Tindak Tegas

Nyongkolan di Loteng Ini Langgar Prokes, Polisi Akan Tindak Tegas

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Kegiatan adat nyongkolan dengan musik tradisional kecimol tak menerapkan protokol Covid-19 di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Lombok Tengah (Loteng), Minggu (21/3/2021) viral di media sosial dan berbuntut persoalan hukum.

Kapolres Lombok Tengah, AKBP Esty Setyo Nugroho, Senin (22/3/2021) mengatakan, pihaknya akan menindak tegas pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan adat nyongkolan dengan kecimol tersebut. Karena telah dengan sengaja melanggar protokol Covid-19.

“Kami akan tindak tegas itu. Itu sudah diperingati tapi tetap melanggar,”tegas Esty.

Sampai saat ini, sejumlah pihak sudah dipanggil untuk dimintai keterangannya, diantaranya adalah penyelenggara adat nyongkolan dan pemilik kecimol.

- Advertisement -

Sementara babinkamtibmas yang ada di desa Gemel juga sudah digeser ke tempat lain diduga karena persoalan kerumunan ini.

Dari video yang viral, terpantau suasana saat masyarakat berjubel menyaksikan dua group kecimol yang mengiringi acara nyongkolan tersebut. Banyak warga yang terlihat tidak mengenakan masker.

“Yang di Gemel itu sengaja undang dua kecimol, Megantara dan Irama. Sehingga memang niat untuk melanggar sangat besar. Ini memang ada unsur kesengajaan,”geramnya.

Dikatakan, pihak-pihak yang terlibat dalam pelanggaran protokol kesehatan di desa Gemel bisa terancam pidana UU Protokol Kesehatan dan juga Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran Penyakit Menular.

“Itu kemungkinan akan double (ancaman) akan kita lihat dari hasil lidik,”katanya.

Menurutnya, masyarakat semestinya tidak memaksakan keinginan pribadinya untuk menggelar adat nyongkolan yang berpotensi menyebarkan Covid-19.

Kegiatan nyongkolan ini, lanjutnya adalah preseden buruk bagi Lombok Tengah yang saat ini ekonomi dan pariwisatanya sedang pulih pasca pandemi Covid-19.

“Yang saya tidak terima juga kegiatan ini menimbulkan keributan dan merendahkan perempuan. Masalahnya juga Lombok ini pulau seribu masjid,”katanya.

- Advertisement -

Berita Populer