27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaOknum Pimpinan Ponpes di Lobar Cabuli 5 Santriwati, Mengaku Pelaku Sebenarnya Makhluk...

Oknum Pimpinan Ponpes di Lobar Cabuli 5 Santriwati, Mengaku Pelaku Sebenarnya Makhluk Gaib

Mataram (Inside Lombok) – Kasus pencabulan di lingkungan pondok pesantren (ponpes) kembali terjadi di NTB, kali ini di Lombok Barat (Lobar). Oknum pimpinan ponpes di wilayah Sekotong dilaporkan mencabuli lima orang santriwatinya, dengan alasan pelaku sebenarnya dalam aksi pencabulan itu adalah makhluk gaib alias jin, dan dilakukan dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Kasus tersebut terungkap setelah salah satu korban menceritakan kepada orang tuanya terkait pencabulan yang dilakukan oknum pimpinan ponpes tersebut. Setelah ditemukan ada beberapa korban lainnya, para orang tua korban mendatangi salah satu tokoh yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan ponpes yang dimaksud.

“Akhirnya pada hari Rabu (8/5) minggu yang lalu dipertemukan orang tua ini dengan terduga pelaku, di momen itulah terduga pelaku ini menyampaikan bahwa yang melakukan itu bukan dia, melainkan makhluk gaib atau jin,” ujar Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, Senin (13/5).

Tindak pencabulan dilakukan oleh oknum pimpinan ponpes tersebut beberapa kali, antara lain di Mei 2023 kemudian Oktober 2023. Para korban pun mengaku mendapat ancaman, sehingga sempat tidak berani melaporkan hal tersebut. “Ancaman akan dikeluarkan dari sekolah jika berani melapor, ada juga yang nanti dikasih ilmu gitu. Pelakunya satu orang, pimpinan ponpes ini,” ungkapnya.

Sebagian besar korban dilaporkan memang mondok di ponpes tersebut. Modus terduga pelaku pun antara lain meminta dibuatkan kopi yang kemudian diantarkan santri ke ruang pribadinya atau rumah terduga pelaku. “Kejadiannya dilakukan waktu istrinya tidak ada di rumah, yang mirisnya ini dilakukan pas waktu bulan puasa, pagi hari,” terangnya.

Atas adanya dugaan pencabulan tersebut, warga sekitar pun sempat mendatangi dan melakukan pengrusakan di ponpes tersebut. “Warga itu tahu seminggu setelah pertemuan itu, lokasi pondok pesantren ini berada di tengah-tengah warga di situ. Cuma warga tidak diinfokan (kejadian pencabulan, Red). Kalau dia bilang minta maaf dan mengakui mungkin kasus ini tidak akan berlanjut,” jelasnya.

Setelah kejadian pengrusakan tersebut, sampai saat ini terduga pelaku masih dalam proses pencarian pihak kepolisian. “Pelakunya satu orang dan sampai hari ini melarikan diri dan masih belum ditemukan oleh polisi.

Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi yang mengkonfirmasi kasus tersebut menyebut terduga pelaku masih dalam proses pencarian lantaran melarikan diri. Pihaknya telah menerima laporan dari korban. Saat ini sejumlah saksi, termasuk korban telah dimintai keterangan. Kepolisian juga masih menunggu hasil visum. “Pelaku masih dicari dan belum ditemukan. Kasusnya masih di penyelidikan,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer