32.5 C
Mataram
Jumat, 22 November 2024
BerandaBerita UtamaPantai di Batulayar “Kebanjiran” Pengunjung, Kerinduan Para Pedagang Kembali Terobati

Pantai di Batulayar “Kebanjiran” Pengunjung, Kerinduan Para Pedagang Kembali Terobati

Lombok Barat (Inside Lombok) – Momen lebaran topat pada Senin (9/5) kemarin dimanfaatkan masyarakat di Batulayar untuk memetik berkah rezeki. Terutama dari ribuan masyarakat yang antusias datang berziarah dan berwisata ke destinasi tersebut.

Ratusan pedagang setempat yang selama ini meringis akibat sepinya pembeli selama pandemi pun akhirnya bisa kembali tersenyum dengan lautan manusia di hadapan mereka. Bahkan, wilayah pantai di Batulayar pun berubah seolah menjadi pasar rakyat yang dipenuhi berbagai macam jualan.

Devi, salah seorang pedagang yang merupakan warga Senggigi mengaku dapat memperoleh untung yang cukup besar. Walaupun jumlahnya masih jauh jika dibandingkan dengan momentum saat lebaran topat sebelum pandemi.

“Kalau dulu lebaran topat terakhir (sebelum pandemi) bersihnya kita dapat Rp2 juta, selama empat hari,” tuturnya, saat ditemui di sela-sela melayani pembeli di area pantai Batulayar.

Kondisi pandemi yang telah melanda selama kurang lebih dua tahun ini membatasi aktivitasnya, sehingga hanya bisa berjualan di depan rumah. Namun, dengan adanya pelonggaran pada lebaran ketupat tahun ini, ia bisa kembali mengais untung.

“Kalau sehari sekarang, paling sepi itu bisa kita dapat Rp200 ribu,” ungkap perempuan 25 tahun itu.

Sementara itu, Samsul Hadi, ketua panitia penyelenggara dan keamanan lebaran ketupat di pantai Batulayar menerangkan ada sekitar 300 lapak pedagang yang berjualan di area tepi pantai. “Itu belum yang di areal kebun, karena yang di kebun itu ada pengelolanya sendiri,” papar samsul.

Para pedagang itu pun disebutnya memang telah lama berjualan di kawasan itu. Namun pada libur lebaran ini, mereka ditata untuk bisa berada pada satu tempat. Supaya pihak panitia lebih bisa mengkoordinasikan keamanan.

“Mereka sudah dari dulu jualan di sini, cuman kami mengambil sikap untuk penataan. Tiap pinggir lapak kami buatkan gang, sehingga bisa teratur,” jelas dia.

Karena hasrat masyarakat untuk berjualan cukup lama tertahan akibat pandemi, pada momentum ini animo mereka untuk berjualan tidak kalah tingginya dengan animo masyarakat yang datang plesiran.

“Kebanyakan yang sekarang ini pedagang-pedagang yang non-basi (pedagang musiman) sebenarnya. Tapi mereka antusias karena perekonomian yang minim saat ini,” imbuh dia.

Kendati masyarakat yang berjualan didominasi oleh warga sekitar, diakui banyak juga pedagang yang datang dari Lotim, Loteng dan KLU. Retribusi yang ditarik terhadap para pedagang pun disesuaikan dengan kondisi penjualan mereka, yang nantinya akan dihimpun untuk biaya kebersihan dan perawatan sarpras di kawasan tersebut.

“Jadi tiga hari setelah lebaran topat ini kita koordinasikan soal kebersihan dan sebagainya,” pungkas Samsul. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer