Mataram (Inside Lombok) – Arus penumpang mudik baik yang datang maupun berangkat dari Terminal Mandalika diprediksi akan mengalami peningkatan sekitar 20-25 persen. Terlebih saat ini tidak ada lagi pembatasan maupun aturan syarat perjalanan bagi pemudik, sehingga memicu lonjakan penumpang mudik yang menggunakan bus.
Prediksi puncak arus mudik lebaran 2023 di Terminal Mandalika akan terjadi 19 April 2023, seiring dengan mulai hari libur cuti bersama. Peningkatan penumpang sendiri baik dengan tujuan ke Pulau Sumbawa menggunakan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun ke Pulau Jawa menggunakan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
“Kami perkirakan tahun ini akan lebih banyak (pemudik), sekitar 20-25 persen untuk peningkatannya dari tahun kemarin yang 2022 ke 2023,” ujar PPNS Terminal Mandalika, Dedi Wibowo, Senin (17/4).
Kenaikan penumpang mudik ini sudah terlihat sejak beberapa hari lalu, baik tujuan Pulau Sumbawa maupun tujuan Pulau Jawa. Data terakhir di Sabtu 15 April 2023 untuk jumlah penumpang di terminal AKDP yakni Pulau Sumbawa, Bima, Dompu sebanyak 202 orang, sedangkan AKAP yakni Pulau Jawa dan Jakarta sebanyak 521 orang.
“Yang naik itu dari terminal 202 yang AKDP untuk AKAP nya sekitar 521 jadi seluruhnya sebanyak 678 orang penumpang, didominasi penumpang tujuan Bima dan Sumbawa, kalau Pulau Jawa belum terlalu,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengecekan untuk mengetahui layak atau tidak layaknya bus berangkat membawa penumpang. Pengecekan dimulai dari surat kelengkapan, serta kondisi seluruh bagian kendaraan bus. Hal itu dilakukan untuk menghindari kecelakaan.
“Kita cek bus sebelum berangkat, apakah sudah layak atau belum. Kalau sudah layak baru bisa jalan, agar penumpangnya aman dan nyaman,” jelasnya.
Di sisi lain, salah satu pemudik asal Surabaya, Aryo mengaku memilih moda transportasi jalur darat-laut untuk pulang ke kampung halamanya. Pasalnya, moda transportasi itu punya harga tiket yang lebih murah dibandingkan tiket pesawat yang harganya cukup tinggi saat ini.
“Saya mau mudik ke Surabaya, saya memilih memakai bus karena harga tiketnya murah, kalau tiket pesawat kan mahal, kalau pakai bus cuma Rp450.000,” ujarnya. (dpi)