31.5 C
Mataram
Kamis, 2 Mei 2024
BerandaBerita UtamaPelaksanaan PTM Daring Tergantung Kebijakan Sekolah

Pelaksanaan PTM Daring Tergantung Kebijakan Sekolah

Mataram (Inside Lombok) – Kasus Covid-19 di Kota Mataram mulai menyerang anak-anak sekolah. Meski ada temuan kasus di tingkat sekolah, Dinas Pendidikan Kota Mataram tidak langsung mengganti pembelajaran tatap muka (PTM) dengan pembelajaran sistem daring.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, H. Lalu Fatwir Uzali mengatakan kasus penularan Covid-19 terjadi di beberapa sekolah di Kota Mataram ada di tingkat SD hingga SMP. Kendati demikian, kebijakan untuk mengubah model pembelajaran siswa tergantung dari keputusan tenaga pendidik dan komite.

“Yang terpapar itu tidak banyak. Hampir sekolah yang jumlah muridnya besar yang terpapar. Tapi itu ada satu atau dua orang. Saya hanya mengusulkan kepada sekolah yang siswanya yang papar Covid-19 dua atau tiga orang silahkan diskusikan dengan dewan guru, komite atau orang tua,” katanya, Jumat (11/2) di Mataram.

Kebijakan libur ini saran Fatwir, hanya beberapa hari saja bagi siswa yang tidak terpapar. Sementara siswa yang terpapar tetap diliburkan sampai masa isolasi mandiri selesai. Selama libur tersebut, sekolah disarankan untuk disemprotkan cairan desinfektan. Sehingga ketika peserta didik masuk kelas, tidak ada lagi kekhawatiran penularan virus.

- Advertisement -

“Guru siapkan alat pencegahan seperti desinfektan, hand sanitizer, tempat cuci tangan, penggunaan masker,” ujarnya.

Ditegaskan Fatwir, PTM secara terbatas masih akan tetap diterapkan di Kota Mataram. Artinya, meski terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan PTM tetap bisa digelar. Pasalnya, Kota Mataram masih berada pada level satu PPKM.

“Kan kita masih level satu, dan level satu itu masih diperbolehkan mengadakan PTM terbatas kecuali kita sudah masuk pada zona merah baru kita akan minta surat dari pemerintah kota untuk menutup sekolah,” ungkap Fatwir.

Penyerahan keputusan kepada pihak sekolah tersebut untuk mengantisipasi munculnya kegaduhan. Karena pada masa pandemi Covid-19 ini, tidak semua wali murid mengizinkan pelaksanaan PTM, terlebih lagi jika sudah ada siswa yang terpapar.

“Kami dinas pendidikan tidak mau terjadi kegaduhan di tengah masyarakat sehingga kita mengusulkan kepada sekolah itu untuk mendiskusikan dengan dewan guru,” tegas Fatwir.

Disamping itu, pihak sekolah diminta untuk mengaktifkan kembali satgas Covid-19 yang sudah dibentuk. Sehingga penerapan protokol kesehatan bisa tetap berjalan dengan maksimal. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer