Lombok Barat (Inside Lombok) – Semakin matangnya rencana pembukaan rute laut Bali–Senggigi, dukungan untuk membangkitkan kembali pariwisata pasca-pandemi datang dari komisi II DPRD Lobar. Namun, kalangan dewan juga turut memberikan beberapa catatan untuk lebih mematangkan persiapan dibukanya rute baru tersebut.
Ketua komisi II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah berharap rencana pembukaan rute laut dari Nusa Dua–Gili Gede–Lembar–Senggigi atau Nusa Penida–Gili Gede–Senggigi itu juga bisa memberi dampak bagi pariwisata Lobar yang lainnya.
Menurut politisi PKS itu, potensi keindahan kepulauan di wilayah selatan Lobar juga tidak kalah indah. Namun, belum banyak diketahui oleh orang. “Jadi sangat disayangkan potensinya indah tapi tidak banyak yang mengetahui,” ujarnya belum lama ini.
Ia juga mengingatkan perlunya kesiapan akses transportasi publik jalur laut pada rute yang akan dibuka. Sebab meski letak geografis yang strategis karena sangat berdekatan, akses transportasi publik jalur laut justru belum tersedia pada rute tersebut.
Hal itu juga yang dinilainya, membuat akses menuju destinasi wisata kawasan pulau kecil Lobar bagian selatan menjadi tidak mudah dan mahal. Sehingga strategi untuk mengambil peluang pengunjung dari Nusa Penida harus segera dilakukan untuk menumbuhkan geliat ekonomi pariwisata di Lobar.
“Labuan Bajo sebagai contoh, posisinya lebih jauh dari Gili Gede, akan tetapi akses ke Labuan Bajo jauh lebih mudah. Dari Bali ke Labuan bajo hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit dengan pesawat,” ketusnya. Hal ini yang disebutnya perlu perencanaan matang oleh pihak terkait.
Ketika jalur laut itu dibuka, promosi marketing pariwisata Lobar juga harus lebih gencar dilakukan. Tentu tidak hanya melalui media offline, namun luasnya jangkauan media online juga perlu dimanfaatkan. Terutama untuk mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki kawasan wisata pulau-pulau kecil di bagian selatan Lobar yang belum banyak diketahui orang.
“Gagasannya adalah bagaimana kemudian strategi marketing offline dengan memasang billboard di kota-kota besar juga seperti Surabaya, Jakarta untuk merebut pasar domestik menjadi opsi yang harus kita lakukan,” tegasnya.
“Promosi ini juga perlu ditempatkan di negara-negara tetangga seperti Singapura ataupun Malaysia,” imbuh Abu, sapaan akrabnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah menyiapkan regulasi dan legalitas jalur laut yang akan dibuka. Terutama agar rute itu terdaftar dalam jalur transportasi yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan. Baru kemudian, promosi dan sosialisasi mengenai jalur transportasi laut yang aman dan terjangkau bisa disampaikan kepada masyarakat.
Abu juga memberi saran, agar pemerintah bisa terbuka terhadap investor yang ingin bekerjasama untuk mendukung jalur tersebut. “Buat opsi subsidi shift, pada tahap awal misalkan dalam 100 shift bisa diberikan subsidi promosi sekitar 30 persen. Artinya 70 persen, itu menjadi tanggung jawab pihak investor, jika diperlukan,” sarannya.
Selain itu, politisi PKS ini juga mengingatkan perlunya Pemda Lobar memperhatikan infrastruktur pelabuhan yang representatif dan nyaman dalam perspektif kepariwisataan. Tak terkecuali, soal kondisi dermaga di Pelabuhan Senggigi yang masih mangkrak hingga kini.
“Kalau poin tersebut dapat kita lakukan secara efektif, tentu saja akan memberikan dampak yang sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja untuk Lobar,” pungkasnya. (yud)