25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaPemkab Loteng Sukses Gelar Musrenbang Khusus Anak Tahun 2023

Pemkab Loteng Sukses Gelar Musrenbang Khusus Anak Tahun 2023

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pemda Lombok Tengah (Loteng) menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Khusus Anak, pada 18-19 Februari 2023 lalu di Kantor Bupati Loteng. Dalam kegiatan tersebut melahirkan sembilan suara anak gumi Tatas Tuhu Trasna.

Dalam kesempatan itu, para peserta mengikuti kelas inspirasi yang disampaikan oleh Raeni, seorang perempuan asal Kendal, Jawa Tengah yang sempat viral beberapa tahun yang lalu. Di mana, Raeni merupakan anak tukang becak setelah ayahnya mengantar wisuda di Universitas Semarang (Unnes) dengan menggunakan becak.

Kini Raeni sukses meraih gelar doktor di Birmingham University, Inggris. Ada pula nama Naufal Hammam yang sukses menjadi atlet paralayang terbaik nasional. Mereka berkesempatan memberikan kelas inspirasi melalui zoom.

Musrenbang Khusus Anak Tahun 2023 itu sendiri dibuka secara resmi oleh Sekda Lalu Firman Wijaya dan ditutup Wakil Bupati HM Nursiah. “Kami berharap lewat kelas inspirasi itu anak-anak kita semakin semangat meraih cita-cita,” ujarnya dalam sambutanya.

Bagi Wabup, tidak ada yang tidak mungkin selama tetap dan terus berikhtiar, dan berdoa, maka Sang Maha Pencipta pasti memberikan kemudahan dan keringanan.

Sementara Sekretaris Daerah Loteng Lalu Firman Wijaya, mengatakan melalui Musrenbang ini dapat melahirkan kebijakan daerah yang berbasis anak. “Semoga lewat Musrenbang khusus anak ini juga, kita dapat melahirkan kebijakan berbasis anak,” ujarnya.

Para peserta Musrenbang Khusus Anak tahun 2023 (Inside Lombok/Ist)

Menambahkan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Loteng, Lalu Wiranata mengatakan Musrenbang Khusus Anak Tahun 2023 sengaja digelar pada hari libur. Tujuannya, agar tidak mengganggu aktivitas belajar anak-anak.

“Tahun ini kita targetkan Loteng menjadi kabupaten layak anak,” ujarnya. Forum-forum anak tingkat desa dan kelurahan sudah terbentuk serta ditingkat kecamatan. Termasuk, tingkat sekolah. Prinsipnya, pemkab ingin hak-hak anak terpenuhi. Diantaranya, bebas dari rasa takut, pendidikan dan kesehatan.

“Musrenbang tematik anak pun sukses dan berhasil digelar. Pemkab ingin dari musrenbang tahun kedua ini, akan melahirkan manfaat besar untuk anak, dari anak dan oleh anak. Baik fisik maupun non fisik,” ujar Wiranata.

Sembilan suara anak itu kemudian menjadi perhatian pemerintah dalam penyusunan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) Tahun 2024 mendatang. Sembilan suara anak Loteng tersebut yaitu: (1) Kami anak Lombok Tengah menginginkan adanya perpustakaan umum dan road show perpustakaan ramah anak di setiap kecamatan; (2) Kami anak Lombok Tengah menginginkan penegasan peraturan desa, peraturan bupati dan peraturan daerah tentang larangan pernikahan di bawah umur. Serta, larangan tentang eksploitasi anak dan adanya sanksi tegas bagi pelaku, dan pendukung dari semua golongan (masyarakat dan pemerintah).

Kemudian (3) Kami anak Lombok Tengah menginginkan adanya sosialisasi tentang semua permasalahan dan isu anak ke setiap lapisan masyarakat; (4) Kami anak Lombok Tengah menginginkan adanya layanan informasi dan taman baca untuk penyandang disabilitas; dan (5) Kami anak Lombok Tengah menginginkan pengawasan dan jaminan keamanan untuk anak ketika berada di luar rumah.

Kemudian (6) Kami anak Lombok Tengah menginginkan adanya sarana dan prasarana di setiap desa seperti, sarana olahraga dan taman baca ramah anak. Serta diadakan dan didukungnya organisasi untuk menggali potensi anak seperti, forum anak desa maupun organisasi anak lainnya; (7) Kami anak Lombok Tengah menginginkan adanya sarana transportasi umum yang memadai dan tidak memberatkan untuk anak sekolah di setiap kecamatan; (8) Kami anak Lombok Tengah menginginkan tindakan untuk anak yang putus sekolah. Yakni, difasilitasi dan didorong untuk sekolah kembali, serta terjaminnya pemenuhan hak-hak anak bagi penyintas pernikahan usia anak; dan (9) Kami anak Lombok Tengah menginginkan adanya infrastruktur yang layak dan akses informasi untuk anak di pelosok desa. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer