Mataram (Inside Lombok) – Penularan kasus Covid-19 di Kota Mataram sudah mulai melandai. Bahkan selama dua hari terakhir tidak ada tambahan kasus. Meski begitu, Satgas Covid-19 tetap melakukan antisipasi terhadap potensi penularan varian baru Covid-19, yaitu Omicron.
Diterangkan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, varian baru Covid-19 saat ini dinilai lebih berbahaya dari sebelumnya. Sehingga pemerintah pusat juga sudah memperketat antisipasi agar tidak ditemukan di Indonesia. “Katanya lebih ngeri dari yang sebelumnya,” tambah Nyoman.
Virus Corona varian baru ini ditemukan di Afrika Selatan dan saat ini menjadi daftar perhatian WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia. Virus corona jenis baru ini sebelumnya bernama B.1.1.529.
Untuk itu, pengetatan dan pengawasan akan dilakukan terutama bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga warga negara asing yang datang ke NTB. Karena dikhawatirkan membawa virus dari negara asalnya. Sehingga setiap PMI dan warga negara asing yang datang, harus melakukan karantina terlebih dahulu untuk memastikan kondisi tubuhnya.
“Pemerintah pusat sudah mengambil tindakan untuk memperketat pengawasan PMI dan warga negara asing melalui beberapa titik. Kita Satgas di tingkat kota juga menyesuaikan dengan pengetatan itu,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa, Selasa (30/11).
Penerapan langkah 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas), dan vaksinasi disebutnya menjadi pertahanan pertama mencegah penularan. Selain itu, penerapan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) tetap dimaksimalkan.
“Langkah antisipasi dan penanganan masih sama. Kan penanganan virus corona sebelumnya juga sudah dilakukan,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Satgas Covid -19 Provinsi NTB, penambahan kasus di Kota Mataram hanya terjadi pada 27 November lalu. Di mana, satu orang dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan tes swab sebelum melakukan perjalanan ke luar daerah. Namun saat ini kondisinya sudah membaik mengingat saat pemeriksaan pasien termasuk orang tanpa gejala.
“Dia mau keluar daerah dan positif, cuma itu aja tambahan. Kalau sekarang sudah tidak ada tambahan kasus,” pungkas Suwandiasa. (azm)