Mataram (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, tahun ini menargetkan pengurangan sampah sebesar lima persen, sebagai salah satu bentuk mendukung program “zero waste” guna mewujudkan Provinsi Nusa Tenggara Barat bebas sampah tahun 2025 sesuai target nasional.
“Target 5 persen pengurangan sampah itu sudah signifikan, karena di NTB saja hingga saat ini belum mampu mencapai angka 2 persen. Di Mataram sekitar 2,5 persen,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Sabtu.
Dikatakan, “zero waste” artinya sampah diupayakan selesai di tempat, bukan berarti nol sampah dan itu mustahil. Selama ada kehidupan sampah pasti ada karena itulah roh “zero waste” adalah pengurangan sampah.
Secara nasional, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menargetkan melakukan pengurangan pada tahun 2025 sebesar 30 persen, sehingga melalui program “zero waste”, diharapkan grafik pengurangan sampah bisa terus meningkat.
Untuk mencapai target pengurangan sampah 5 persen di Mataram, katanya, DLH melakukan penanganan sampah dengan sistem kumpul angkut buang (KAB) yakni membawa sisa plastik yang tidak diolah dan belum maksimal dalam upaya penanganannya.
“Pengentasan masalah sampah plastik menjadi rujukan kebijakan nasional, karena potensi sampah plastik di Indonesia tercatat nomor 2 didunia sebagai produsen pencemar limbah plastik,” sebut Irwan.
Selain itu, DLH mengoptimalkan keberadaan bank-bank sampah yang ada. Dimana, Mataram memiliki satu unit bank sampah induk dan dua bank sampah unit yang berada di Kelurahan Dasan Cermen dan Banjar.
Dalam operasionalnya bank sampah induk dibantu dengan kelompok kerja (pokja) yang hingga saat ini terdata sekitar 35 pokja tersebar dienam kecamatan, meskipun tidak semua pokja tersebut berjalan aktif.
“Yang kurang aktif kendalanya masih membutuhkan fasilitasi terutama pascapengelolaan sampah, termasuk untuk permodalan. Kalau ntuk pengelolaanya dan manajemennya bank sampah mendapat dinilai di atas standar, baik ” katanya.
Ditambahkannya, volume sampah di Mataram saat ini mencapai sekitar 400 ton per hari, sementara yang dapat tertangani dengan baik sekitar 75 persen. Sisanya ada yang dikelola bank sampah bersama pokja, dibakar dan lainnya. (Ant)