28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaPemprov NTB Dituntut Buat Aturan Pembatasan Penggunaan Sampah Plastik

Pemprov NTB Dituntut Buat Aturan Pembatasan Penggunaan Sampah Plastik

Mataram (Inside Lombok) – Persoalan sampah, terutama plastik, masih menjadi atensi dari semua kalangan. Seperti dilakukan komunitas peduli sampah Ddoro Care gelar aksi damai di depan Kantor Gubernur NTB, Rabu (14/12), yang meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB membuat aturan pembatasan penggunaan sampah plastik.

“Kami menuntut adanya peraturan tentang produsen harus bertanggung jawab terhadap sampah plastik. Kita juga mendorong adanya peraturan pembatasan plastik sekali pakai,” ujar Direktur Eksekutif DDoro Care, M. Wahyu Rosadi saat aksi.

Apalagi ada program zero waste yang merupakan program utama Pemprov NTB. Sayangnya, program itu tidak spesifik mengatur upaya menekan jumlah timbulan sampah plastik sekali pakai. “Semua elemen harus digerakkan. Minimal sudah ada gerakan, kita komunitas mengawal itu,” ucapnya.

Selain itu, massa juga meminta Pemprov NTB mengeluarkan aturan agar produsen yang menyumbang sampah harus bertanggung jawab. Jangan sampai mereka mengambil untung saja tapi sampah tidak diambil.

“Kita buat aplikasi audit sampah berbasis android. Agar memudahkan pemetaan saat brand audit siapa saja yang mencemari,” tuturnya.

Dikatakan aplikasi tersebut sudah diuji coba di 10 destinasi wisata di Pulau Lombok, dengan masing-masing kabupaten/kota diambil dua sampel destinasi. Antara lain Kota Mataram di Pantai Gading dan Pantai Loang Baloq, Lombok Tengah di Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Selong Belanak. Kalau Lombok Timur di Pantai Tanjung Luar dan Pantai Labuhan Haji, Lombok Utara di Pantai Nipah dan Pantai Kecinan.

Pasalnya masih banyak sampah yang dihasilkan dari destinasi wisata, padahal NTB dikenal sebagai destinasi super prioritas, artinya kebersihan lingkungan sekitar termasuk destinasi wisata juga harus diperhatikan dan dijaga.

“Kita mengumpulkan dari 10 destinasi itu ada 480 kilogram sampah, mayoritas sampah plastik sekali pakai. Itu jumlah dalam satu bulan kita ambil sampel,” jelasnya.

Pada momentum HUT NTB masalah sampah di destinasi masih sulit diselesaikan. Karena selama ini hanya berkutat di promosi pariwisatanya, tetapi tidak memikirkan destinasi masih kotor. Ini tanggung jawab bersama dari komunitas, pengelola dan wisatawan.

“Pertama, harus ada peraturan daerah tentang pembatasan plastik sekali pakai. Kedua, produsen juga harus bertanggung jawab. Malah kita membantu program zero waste ini dengan dukungan dana CSR perusahaan tersebut. Setidaknya membantu NTB zero waste. Anggarannya lebih maksimal lagi dalam pengelolaan sampah,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam aksi damai tersebut, Ddoro Care memberikan hadiah ‘motor sampah’ untuk HUT ke-64 Provinsi NTB pada 17 Desember mendatang. Motor sampah dibuat dari sampah-sampah plastik yang menyerupai sepeda motor. Hadiah ‘motor sampah’ diberikan sebagai bentuk pengingat bahwa sampah plastik masih menjadi persoalan serius di destinasi-destinasi wisata NTB khususnya Pulau Lombok. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer