Lombok Barat (Inside Lombok) – Penanaman seribu bibit durian di Gunung Sasak, Lombok Barat diklaim sebagai salah satu upaya untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission atau pengurangan emisi karbon, di Lobar dan juga NTB.
Hal itu sesuai dengan program NTB hijau, bahwa NTB ditargetkan Net Zero Emission pada tahun 2050 mendatang. Setahun lebih cepat dari target nasional.
Executive Vice President (EVP) Corporate Communication & Social Responsibility (CSR) BCA, Hera F. Haryn selaku perwakilan pihak yang menyerahkan 1.000 bibit durian untuk kelompok yang mengelola kawasan Gunung Sasak menyebut, bahwa pihaknya telah lebih dulu melakukan survei dan kajian. Hingga akhirnya memutuskan untuk memberikan CSR bibit durian tersebut untuk dibudidayakan.
“Kalau usianya sudah 20 tahun, walaupun memang agak lama. Tapi, berkontribusi berpotensi menyerap karbon 1,42 ton pertahun,” kata Hera, saat hadir di Gunung Sasak, Selasa (29/11/2022).
Sehingga ke depannya, dengan dibudidayakannya durian di kawasan Gunung Sasak dengan baik, diharapkan dapat menyerap ribuan ton ekuivalen emisi CO2 di masa yang akan datang. Terutama untuk daerah yang ada di kawasan Gunung Sasak tersebut.
Selain diharapkan dapat membawa dampak positif bagi lingkungan. Budidaya durian di kawasan itu juga diharapkan dapat memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat setempat.
“Dan tentu area Gunung Sasak akan bisa berkontribusi (mengurangi emisi karbon) hampir ke seluruh wilayah yang ada di sekitarnya,” imbuh dia.
Dengan harapan, agar para generasi di masa depan juga nantinya tetap bisa menghirup oksigen yang layak dan sehat.
Senada dengan itu, Kadis LHK Provinsi NTB, Julmansyah juga menyebut bahwa program ini sejalan dan dapat berkontribusi dalam target provinsi NTB untuk Net Zero Emission di tahun 2050 dan secara Nasional di Indonesia pada 2060 mendatang.
Sehingga penanaman 1.000 pohon durian yang dilakukan BCA dinilai sangat inline dengan program NTB Hijau. Sekaligus mendukung NTB Net Zero Emission 2050
“Kami di NTB, punya beban menurunkan emisi sektor deforestasi 2 juta ton karbon dioksida ekuivalen. Dan degradasinya kita punya beban menurunkan emisinya 1 juta ton karbon dioksida ekuivalen. Oleh karena itu, kontribusi BCA akan membantu menurunkan emisi tersebut,” ungkap Julmansyah.
Sementara itu, Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid juga mengakui bahwa ini sejalan dengan upaya Lobar yang saat ini sudah memulai program untuk pengurangan emisi karbon.
“Saat ini kita sedang dan akan memulai, kita pasang tekad, untuk dua rumah sakit di Lombok Barat, di HUT Lombok Barat yang akan datang, itu harus sudah punya sertifikat Net Zero Emission,” papar Fauzan. Namun, kata dia, tidak hanya rumah sakit, tetapi upaya ini harus mulai digerakkan secara keseluruhan di lingkungan.
Karena diakuinya, anomali cuaca yang terjadi saat ini bahkan sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Hingga titik banjir, bahkan angin puting beliung di Lobar pun justru bertambah. Padahal, kata dia, di lokasi-lokasi tersebut sebelumnya belum pernah terjadi bencana serupa. (yud)
