Mataram (Inside Lombok) – Penanganan limbah hasil produksi tahu dan tempe di Kota Mataram harus lebih dimaksimalkan. Penanganan limbah ini juga memerlukan kesadaran masyarakat, melalui edukasi.
Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengatakan edukasi kepada masyarakat terutama perajin tahu dan tempe harus terus dilakukan. Saat ini, kondisi penanganan limbah di Kelurahan Kekalik Jaya Kecamatan Sekarbela Kota Mataram diklaim lebih baik. Pencemaran sungai di Kawasan tersebut juga sudah bisa dikendalikan.
“Edukasi sudah kita lakukan,” katanya. Mohan menambahkan, edukasi yang dilakukan dalam bentuk penyadaran kepada masyarakat agar limbah tahu dan tempe agar para pelaku usaha tidak langsung dibuang ke sungai Ancar.
“Kita kasih penyadaran masyarakat agar limbah itu tidak dibuang ke sungai besar yang ada disitu. Itu sudah kita lakukan,” lanjutnya.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram yang menangani persoalan kata Mohan juga sudah melakukan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan oleh para pelaku usaha tahu tempe tersebut. “Banyak yang bisa dilakukan untuk menangani limbah ini,” ujarnya.
Walikota Mataram mengatakan ke depan, penanganan limbah tahu tempe akan dilakukan secara mobile atau keliling. Di mana, limbah yang dihasilkan oleh para pelaku usaha akan diangkut secara rutin oleh petugas dan kemudian dibuang ke penampungan.
Direncanakan, pengolahan limbah akan dibangun di Tanjung Karang. “Banyak alternatif yang harus kita lakukan. Yang penting kesadaran masyarakat itu disana kan produksinya cukup tinggi harus jalan keluar terhadap pengolahan limbah itu. Nanti gak harus buang limbah atau IPAL komunal di situ. Kemudian kita angkut ke tempat yang khusus pengolahan limbah yang akan kita bangun rencananya di Tanjung Karang,” pungkasnya. (azm)