Mataram (Inside Lombok) – Dugaan penganiayaan yang dialami seorang perempuan hingga ditemukan meninggal di salah satu rumah di Gunungsari menemukan titik terang. Pihak kepolisian akhirnya berhasil mengamankan terduga pelaku di wilayah Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol Kadek Adi Budi Astawa menerangkan Tim Puma Polresta Mataram bersama Kanit Pidum, Kamis (11/8) sore tadi baru saja datang dari Polda Jawa timur dalam kegiatan memburu pelaku, yang diduga sebagai eksekutor dalam peristiwa penemuan mayat korban, Haerani (29) yang sehari-hari menjadi guru TK.
“Jadi dari 12 hari pemburuan, berhasil kami amankan inisial S (41) ini di Kabupaten Ngawi Jawa Timur,” ujar Astawa usai mengamankan terduga pelaku, Kamis (11/8).
Saat diamankan, pelaku sempat berusaha kabur. Namun berhasil diamankan tanpa perlawanan. Kemudian pihak kepolisian sudah melakukan interogasi awal dan hasilnya sinkron dengan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan juga keterangan dari para saksi, serta petunjuk yang ada di cctv atau pun dengan dokumen barang bukti lainnya.
Saat ini terduga S akan dilakukan proses pemeriksaan lanjutan. “Nanti itu dituangkan untuk berita acara pemeriksaan yang kemudian akan kami antar ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pengecekan kesehatan (terduga pelaku, Red),” terangnya.
S diamankan setelah pihak kepolisian melakukan olah TKP beberapa kali. Pasalnya, ada rekaman CCTV di perumahan tempat korban ditemukan. Berikut juga keterangan beberapa saksi yang memang mendengar peristiwa yang terjadi pada siang hari saat kejadian.
“Jadi dari hasil interogasi awal, pelaku menyampaikan terjadinya kejadian itu ada di tanggal 26 (Juli) hari Selasa siang. Jadi sinkron dengan keterangan analisis CCTV,” terangnya.
Lebih lanjut, pada hari kejadian yang bersangkutan pergi mengecek kerjaannya yang ada di Tembolak. Setelah itu kembali pulang ke rumahnya di Ampenan hanya untuk menyimpan motor.
“Di hari Rabu pagi yang bersangkutan sudah ada di Padang Bai dan langsung ke rumah keluarganya dan besoknya sudah nyebrang ke Pasuruan, terus ke Madiun, kemudian Ngawi, begitu keterangannya,” paparnya.
Berdasarkan keterangan dari terduga pelaku, ia di Ngawi menumpang bekerja karena yang bersangkutan pada saat berangkat dari Lombok ke Jawa Timur tidak membawa apa-apa. Sehingga untuk kehidupan sehari-hari disana pelaku bekerja.
“Di sana dia sembunyi sambil kerja karena kabur ke sana tidak bawa apa-apa. Hanya bawa diri saja. Dia numpang truk dari sini sampai ke sana (Ngawi Jawa Timur),” tandasnya. Terkait motif pembunuhan sendiri masih didalami pihak kepolisian. (dpi)