Lombok Timur (Inside Lombok) – Tari Rudat merupakan salah satu tarian khas Suku Sasak yang saat ini mulai tergerus zaman. Untuk meningkatkan eksistensi tarian itu, Sanggar Rudat Al-Guri Desa Aik Dewa, Kecamatan Pringgasela, Lotim mulai memperkenalkannya pada anak usia dini.
Pelatih Tari Rudat Al-Guri, Saepudin mengungkapkan kekhawatirannya mengenai nasib Rudat Sasak yang kian kehilangan eksistensinya atau sepi peminat di era milenial ini. Karenanya ia mulai memperkenalkan kearifan lokal khas Suku Sasak tersebut kepada para generasi bangsa.
“Miris kalau melihat budaya kita yang kian tergerus zaman, terlebih anak-anak zaman sekarang sudah asyik dengan dunia gamenya,” tuturnya kepada Inside Lombok di Paud Mele Pinter Desa Aik Dewa, Senin (20/06).
Adapun Saepudin kini mulai memperkenalkan Rudat pada anak-anak usia dini. Hal itu dilakukan untuk menanamkan rasa bangga terhadap kearifan budaya yang telah ada sejak zaman nenek moyang, serta meningkatkan minat para penerus bangsa agar tarian ini tak hilang oleh zaman.
“Ini salah satu upaya kita untuk terus mengangkat potensi budaya kita, agar tidak hilang seiring perkembangan zaman yang kian modern ini,” katanya.
Tarian Rudat yang diperankan oleh anak-anak usia dini ini sering kali ikut dipentaskan di beberapa acara seperti wisuda, pisah kenang, lomba seni tingkat PAUD dan lainnya. Hal itu dilakukan untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa budaya peninggalan nenek moyang masih dilestarikan.
“Kalau bukan kita ya siapa lagi yang akan peduli dengan budaya kita ini, untuk itu kami memohon peran serta pemerintah untuk memperhatikan budaya kita terlebih pada Rudat ini,” pungkasnya. (den)