Mataram (Inside Lombok) – Inflasi di Kota Mataram pada bulan Desember ini diprediksi sebesar 0,25 persen. Angka ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok karena adanya Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022.
“Tahun baru 2021-2022. Berdasarkan kondisi inflasi terakhir di bulan November itu di 0,05 persen itu lebih rendah dengan tingkat inflasi di bulan sebelumnya di 0,27 persen. tapi kita punya prediksi juga Desember inflasi kita akan berada pada 0,25 persen,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Achmad Fauzi Selasa (21/12) di Mataram.
Ia mengatakan, tingkat inflasi di Kota Mataram disumbang oleh beberapa komoditas kebutuhan sehari-hari seperti cabai, minyak goreng, telur ayam dan ras lainnya. Dengan beberapa komoditas tersebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram diharapkan bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok agar tidak memberatkan masyarakat.
“Terkait komoditas sehari-hari. Kita juga sudah pantau 10 komoditas. TPID Kota Mataram mengendalikan harga jangan sampai harga itu memberatkan masyarakat. Jadi ekspektasi desember akan diangkat 0,25 persen,” ujarnya.
Disamping itu, Pemda Kota Mataram disarankan agar bisa memenuhi kebutuhan pokok dari daerah penyangga. Dengan upaya ini bisa mengendalikan kenaikan harga pada bulan Desember ini. “Penyumbang deflasi daging ayam ras, daging sapi, udang basah dan ikan kembung. BI memberikan rekomendasi pemerintah Kota Mataram agar komoditas penyumbang inflasi ini dapat dipenuhi dari daerah penyangga yang kondisinya surplus,” sarannya.
Upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengendalikan inflasi tahun ini yaitu dengan menggelar operasi pasar. Sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah melalui kegiatan tersebut. Selain itu, memberikan edukasi kepada masyarakat agar berbelanja dengan bijak.
“Karena kita tahu biasanya di akhir bulan ini ada penawaran menarik seperti diskon itu. Belanja sesuai kebutuhan saja, jangan sampai harga yang murah itu diserbu oleh permintaan yang tinggi akhirnya stoknya habis,” kata Achmad Fauzi.
Dia menambahkan, untuk bisa menekan inflasi maka strategi 4K harus bisa dikendalikan yaitu ketersediaan komoditas dijaga, keterjangkauan harga bagi masyarakat dan kelancaran distribusi barang di Kota Mataram. TPID Kota Mataram juga menekankan agar komunikasi yang efektif dengan masyarakat agar berbelanja dengan bijak.
Anggota TPID Kota Mataram Dr. Iwan Harsono mengatakan, rapat koordinasi yang dilakukan jelang Natal dan Tahun Baru ini, untuk bisa menekan angka inflasi di Kota Mataram. Dari hasil koordinasi yang dilakukan, kebutuhan pokok masih tersedia.
“Tersedia dengan baik. Kita kendalikan berdasarkan dan kita sudah punya roadmap pengendalian inflasi. Kita sudah belajar perilaku inflasi selama 20 tahun terakhir,” katanya.
Upaya yang dilakukan saat ini yaitu pengendalian inflasi dan disertai dengan penguatan daya beli dan pengurangan pengangguran. “ Rapat ini kita lakukan tiap bulan dan meminta laporan berbagai pihak untuk mengantisipasi,” tegasnya. (azm)