32.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaPraka Dedi Hamdani yang Gugur di Papua Berencana Pulang Menikah

Praka Dedi Hamdani yang Gugur di Papua Berencana Pulang Menikah

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Praka (anm) Dedi Hamdani, prajurit asal Dusun Bagek Dewa Desa Plambek Kecamatan Praya Barat Daya gugur dalam peristiwa baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Intan Jaya, pada Jum’at (22/1/2021) sekitar pukul 06:30 WITA.

Muhdin, ayah Dedi Hamdani kepada wartawan, Sabtu (23/1/2021) mengatakan, jenazah putranya akan dikirim dari Papua pada Minggu (23/1/2021) dan tiba di Bandara Internasional Lombok sekitar pukul 14:00 WITA.

Dengan mata berkaca-kaca, Muhdin bercerita kalau putra pertamanya itu sebenarnya sudah berencana untuk mengakhiri masa lajangnya. Dia sudah memiliki kekasih dan berniat pulang untuk menikah.

- Advertisement -

“Dia bilang mau pulang menikah, saya bilang silakan ambil cuti. Ada pacarnya di sini satu desa. Pacarnya juga sering datang ke sini,”kata Muhdin.

Dedi Hamdani bahkan sudah membeli tanah seluas 6 are yang di atasnya akan dibangun rumah yang nantinya akan ditinggali bersama istrinya setelah menikah. Tanah itu dibeli dari gaji Dedi selama lima tahun menjadi prajurit TNI.

“Dia tumpuan keluarga. Ada beli tanah dan akan buat rumah. Sering juga kirim uang dan saya nasihati kumpulkan uang buat (biaya) nikah,”ujarnya.

Dia juga mengatakan, Dedi Hamdani memiliki kepribadian yang baik, ramah dan memiliki tekad yang kuat. Pria kelahiran 1995 itu menjadi tentara pada tahun 2016 lalu setelah dua kali gagal pada tahap seleksi.

“Dulu pertama dia daftar jadi TNI tapi gagal, ikut polisi lagi gagal dan ikut tes lagi tentara baru lolos. Memang dari kecil cita-citanya menjadi tentara,”ujarnya.

Setelah lulus menjadi prajurit TNI, Dedi Hamdani ditugaskan di Solo. Sementara di Papua dia baru bertugas selama lima bulan.

Dia juga mengenang bagaimana perjuangan putranya hingga lulus menjadi prajurit TNI. Dia yang bekerja sebagai petani itu bahkan membonceng putranya itu dengan mengendarai sepeda motor saat menuju Bali untuk mengikuti seleksi tentara.

“Sampai bensin saya habis di jalan. Dan tidak kenal siapa-siapa. Waktu dia melamar tentara itu saya yang temani dia ke Bali,”kenangnya.

Dia mengaku tidak shock ketika menerima telepon yang mengabarkan putranya itu gugur di medan tugas. Namun, sebelum itu dia mendapat firasat tentang Dedi.

“Saya mimpi buah kelapa itu jatuh,”katanya.

Dia mengatakan, selama lima tahun menjadi tentara, Dedi hanya pulang sekali yakni pada saat lebaran Idul Fitri tahun lalu. Selebihnya, dia berkomunikasi dengan keluarga hanya melalui sambungan telepon.

Selama bertugas di Solo, Dedi rutin menghubungi keluarganya. Namun, saat bertugas di Papua, keluarga mengalami kesulitan berkomunikasi dengan Dedi karena sinyal terbatas.

“Saya tunggu dia telepon karena di sana tidak ada sinyal. Dia cuma ngomong jaga kesehatan. Tanya kabar, dia jawab sehat dan tidak ada apa-apa. Katanya akan pulang,”katanya.

Sebelum Dedi dinyatakan gugur, dia mendapat mimpi kalau buah kelapa yang tumbuh di halaman rumahnya jatuh berguguran.

Sementara itu, Kapten Inf Dewa Made Genjong mengatakan, penjemputan jenazah Dedi Hamdani akan dilakukan oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 1620/Lombok Tengah.

“Sementara di sini disiapkan untuk upacara dan di rumah duka dari Koramil dukung penuh kelancaran pemakaman jenazah,”ujarnya.

Jenazah Dedi akan dimakamkan di pemakaman keluarga yang ada di dusun Sengkerek Desa Pelambik.

“Mulanya ditawarkan dimakamkan di Makam Pahlawan. Tapi keluarga ingin dimakamkan di sini,”ujarnya.

- Advertisement -

Berita Populer