25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaPro Kontra Kereta Gantung Rinjani, DLHK NTB: Tidak Akan Merusak Hutan

Pro Kontra Kereta Gantung Rinjani, DLHK NTB: Tidak Akan Merusak Hutan

Mataram (Inside Lombok) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB, Madani Mukarom menyebut rencana pembangunan kereta gantung Rinjani tidak akan merusak hutan. Karena pembangunan yang dilakukan tidak akan menebang pohon dalam jumlah besar, melainkan hanya di lokasi pemasangan tiang.

Menurut Madani, kereta gantung tersebut rencananya akan dibangun di kawasan hutan lindung kewenangan Pemprov NTB. Berdasarkan proyeksi pihaknya, 500 hektare lahan hutan tersebut akan terkena infrastruktur kereta gantung Rinjani.

“Nanti start-nya di Karang Sidemen, Lombok Tengah menuju ke atas. Tidak akan menggangu sumber air, karena penebanganya (pohon, Red) tertentu saja. Ini sama fungsinya dengan jalan raya. Tapi mana yang lebih merusak? Nanti pakai helikopter pengangkutan materialnya,” ujarnya, Senin (25/4) saat ditemui di ruangannya.

Disinggung soal potensi kerusakan hutan akibat proyek tersebut, Madani menyebut kereta gantung Rinjani akan berada di atas pepohonan, sehingga diyakini tidak akan merusak. Penebangan menurutnya hanya akan dilakukan di lokasi pembangunan tiang-tiang kereta gantung.

“Tidak akan merusak hutan. Membuat jalan yang malah merusak hutan. Kereta gantung itu di atas pohon. ketinggiannya 30-an meter. Paling pohon yang kena dipangkas sedikit, tidak merusak,” sanggahnya.

Di sisi lain, pihaknya menyebut salah satu manfaat adanya kereta gantung nantinya adalah pelestarian hutan. Pasalnya, investor yang terlibat memiliki tanggung jawab untuk menjaga hutan melalui CSR (corporate social responsibility) yang dimiliki. Termasuk kewajiban mengawasi area hutan yang dilintasi kereta gantung agar terjaga dengan baik.

“Nanti ada CSR untuk merehabilitasi hutan, itu tanggung jawabnya. Semua jalur yang dipakai itu harus diawasi dan dipastikan itu bagus. Hutan-hutan yang kritis bisa direhab,” ungkap Madani.

Ditegaskannya, keberadaan kereta gantung tidak akan mengganggu para pendaki. Pasalnya, fasilitas ini biasanya hanya akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin melihat Gunung Rinjani dengan mudah.

“Kekhawatiran orang-orang mengganggu pendaki. Ini nanti orang tua, anak ingin menikmati Rinjani masa tidak boleh?” tanyanya. Selain itu, keberadaan kereta gantung diprediksi akan memberikan peluang kerja baru bagi jasa porter. Pasalnya, nanti bisa membantu masyarakat yang menggunakan kereta gantung menuju ke Danau Segara Anak.

“Kapasitas 5-10 orang dan banyak nanti muter. Porter nanti bisa tambah banyak. Saya berdoa terealisasi ada legalitas Gubernur,” harapnya.

Menurutnya, dengan adanya kereta gantung tersebut tingkat kunjungan wisatawan ke NTB akan semakin meningkat. Pasalnya, kereta gantung Rinjani akan menjadi satu-satunya di Indonesia. Sehingga hal ini akan berdampak pada jumlah pendapatan asli daerah atau PAD yang akan didapat.

“PAD banyak, kunjungan wisata kelas dunia. Tarifnya ya lumayan bisa Rp1 juta per orang,” ujarnya.

Kejar DED Kereta Gantung

Proses realisasi investasi kereta gantung Rinjani sendiri diakui masih berproses. Saat ini, investor asal Tiongkok yang akan menanamkan investasinya masih dalam proses penyusunan detail engineering design (DED).

Setelah melakukan konsolidasi dengan pihak investor beberapa waktu lalu, pihaknya memastikan proses penyusunan DED, feasibility study (FS) dan analisis dampak lingkungan (Amdal) bisa rampung dikerjakan tahun ini. Sehingga pengerjaan konstruksi bisa digarap paling lambat 2023 mendatang.

“Setelah DED dia akan menyusun FS. Kalau FS sudah jadi, baru menyusun Amdal. FS itu kan studi layak. Kalau menurut mereka tidak layak, tidak jadi amdal. Pulang dia. Hitung untung rugi kalau FS. Sekarang masih DED,” katanya.

Rencana investasi kereta gantung sendiri diakuinya sudah mengantongi izin-izin yang disyaratkan. Selain itu, perusahaan juga sudah mendapatkan izin dari pemerintah daerah, dalam hal ini Gubernur NTB untuk bisa melanjutkan proses-proses sebelum pembangunan fisik.

“Sudah ada izin prinsip usaha, sudah mempersiapkan perencanaanya. Jadi izin yang diberikan sekarang untuk perencanaannya. MoU dengan Gubernur, bahwa dia diberikan dukungan untuk menjalankan pembangunan ini. Pemerintah menerima dan mewakili semua masyarakat,” katanya.

Diterangkan, dari hasil FS nanti akan dilihat apakah layak atau tidak pembangunan kereta gantung tersebut. Selain itu, dengan kondisi tanah yang direncanakan saat ini, tim ahli akan menghitung kedalaman tiang pancang yang harus dipasang.

“Terkait kondisi tanah itu kan belum datang timnya. Nanti dilihat kalau kondisi begini harus menancapkan tiang ke kedalaman 200 meter atau 1 kilometer ke dalam karena jelek. Dihitung dia nanti,” jelas Madani.

Jika rencana investasi ini terealisasi, maka kereta gantung Rinjani akan menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia. Selain itu mengikuti rencana pembangunan saat ini kereta gantung itu juga akan menjadi yang terpanjang di dunia, yaitu sekitar 9-10 kilometer. “Ini akan menjadi ikon kedua setelah MotoGP,” pungkas Madani. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer