33.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaPuluhan Pelajar Bolos Terjaring Razia Satpol PP Lobar, Paling Banyak dari Mataram

Puluhan Pelajar Bolos Terjaring Razia Satpol PP Lobar, Paling Banyak dari Mataram

Lombok Barat (Inside Lombok) – Puluhan pelajar yang bolos pada jam sekolah terjaring razia oleh Satpol PP Lobar di beberapa lokasi wisata. Mereka yang terjaring razia ini pun didominasi oleh anak-anak sekolah dari Kota Mataram.

Dari data yang dicatat pihak Satpol PP Lobar, dalam kurun waktu 19-31 Agustus 2022 ini ada 62 pelajar yang terjaring razia. Antara lain berasal dari SMK 5 Mataram, SMA 8 Mataram, SMA 9 Mataram, SMK 7 Mataram, MAN 1 Mataram, SMK 1 Mataram, SMA 6 Mataram, SMK 2 Mataram, SMA 10 Mataram, SMP 19 Mataram, dan SMP 17 Mataram. Kemudian ada juga yang berasal dari sekolah yang ada di Lobar, di antaranya SMP 2 Gerung, SMA 1 Labuapi, SMK 2 Gerung, SMK Darul Qur’an Bengkel, SMK 1 Lingsar dan SMK 2 Lingsar.

” Selasa kemarin di Kuranji ada 32 anak sekolah (yang terjaring razia) dari kota Mataram dan anak-anak dari Lobar. Tapi kebanyakan Kota Mataram,” beber Kasat Pol PP Lobar, Bq. Yeni S Eka Wati saat dikonfirmasi, Kamis (01/09/2022).

Tidak hanya di kawasan pantai Kuranji dan Taman Kota Gerung, pihaknya juga menemukan anak-anak sekolah yang bolos tersebut keluyuran hingga ke Taman Langit yang ada di Bengkaung.

“Hari Rabu (31/08) kemarin di Bengkaung, Taman Langit ada 10 anak, itu semuanya dari sekolah di Mataram,” imbuh dia. Yeni menyebut ada berbagai alasan mereka bolos dan asik nongkrong di lokasi wisata.

“Mereka duduk nongkrong menunggu waktu pulang sekolah. Ada yang karena terlambat masuk sekolah, jadi tidak diberikan masuk kelas. Ada yang tidak suka pelajaran, dan ada juga yang ketemuan dengan pacarnya,” beber Kasat Pol PP Lobar ini.

Para muda-mudi yang terjaring razia ini pun diangkut menggunakan kendaraan Satpol PP Lobar. Untuk kemudian menunggu dijemput oleh gurunya, sehingga sekolah lah yang memiliki kebijakan untuk memberikan sanksi bagi para siswanya.

Lantaran, pihak Satpol PP diakuinya tak berani mengambil sikap yang terlalu tegas. Mengingat, mereka masih berstatus pelajar. “Bila ada lagi kita temukan anak yang sama, akan langsung dipanggil orang tuanya. Supaya lebih diperhatikan lagi putra-putrinya,” tegas perempuan berkaca mata ini.

Menyikapi kondisi ini, pihaknya pun sekarang semakin intens melakukan patroli ke lokasi-lokasi yang dinilai berpotensi menjadi tempat pelarian anak-anak yang bolos sekolah. Lantaran, keterbatasan personel. Sehingga pihaknya tidak bisa memaksakan personel untuk berjaga di satu lokasi.

“Kita tetap lakukan patroli, karena sudah melihat gelagat makanya kami lakukan (razia). Tapi personel ndak bisa disiagakan, karena kondisi personil terbatas,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer