25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaRatusan Pengikat Pakan Lestarikan Benang Tenun Kembang Kerang Daya

Ratusan Pengikat Pakan Lestarikan Benang Tenun Kembang Kerang Daya

Lombok Timur (Inside Lombok) – Desa Kembang Kerang Daya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur sebagai salah satu desa penghasil kerajinan tenun terus berupaya meningkatkan eksistensinya. Seperti yang dilakukan Pokdarwis Maloka dengan melibatkan 250 orang pengikat pakan atau benang yang dimasukkan benang lungsin sebagai dasar motif kain tenun.

Ketua Penyelenggara, M. Rawi Burhani mengatakan bahwa sesuai tema yang diangkat yakni “Pengikat Sebagai Pengingat” merupakan seruan bahwa budaya yang ada di Pulau Lombok sangat beragam, dan sebagai pengingat bahwa Desa Kembang Kerang Daya adalah sumber benang tenun.

“Kita memang di sini yang menyediakan pakan tenun untuk hampir seluruh desa tenun dari Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat,” ucapnya kepada Inside Lombok seusai kegiatan, Kamis (15/12).

Ada dua jenis benang yang diproduksi di Desa Kembang Kerang Daya, yakni mancis dan rayon. Untuk jumlah produksi yang mampu dihasilkan oleh masyarakat setempat tergantung dari jumlah pesanan yang ada.

“Produksi tergantung pesanan dari desa tenun di luar kampung kami, karena memang bisa di custom sesuai motif dan pesanan benang dari desa tenun lain,” tuturnya.

Pembuatan benang dari bahan kapas tradisional milik masyarakat kini sudah jarang digunakan, dikarenakan kurangnya pohon kapas, sehingga masyarakat kini mulai memproduksi benang menggunakan kapas hasil industrialisasi pabrik.

“Saat ini kita pakai benang buntalan dari pabrik karena kapas di kita sudah punah,” ungkapnya.

Sementara untuk pewarnaan benang sendiri terdapat dua jenis yakni sintetis dan alami. Untuk warna benang sendiri disesuaikan dengan permintaan, meski para pengrajin benang lebih merekomendasikan menggunakan pewarna alami.

Meskipun pengrajin benang cukup banyak, akan tetapi permintaan produksi dari daerah penenun di Pulau Lombok sangat banyak yang membuat pengrajin atau pakan cukup kewalahan. Untuk itu daerah pemasaran sendiri masih terfokus di Pulau Lombok saja.

“Kita cukup kewalahan karena permintaan begitu banyak, sementara untuk harga benang kita hargai sekitar Rp55-70 ribu per pakan sesuai jenis kerumitan benang,” terangnya.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 250 orang pengikat pakan, dimana niatan awal dari gelaran ini yakni akan mencetak rekor muri. Namun kurangnya dukungan, maka sebanyak 250 pengikat pakan secara serentak untuk menunjukkan diri sebagai bukti nyata bahwa Desa Kembang Kerang menjadi penyuplai pertama benang tenun untuk seluruh Pulau Lombok. (den)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer