Mataram (Inside Lombok) – Persiapan tim medis untuk event world superbike (WSBK) terus dimatangkan. Tim medis yang akan dilibatkan pada event skala internasional ini sekitar 130 orang petugas.
Tim Chef Medical Officer (CMO) RSUD Provinsi NTB, dr. Eko Widya Nugroho mengatakan tim medis untuk pelaksanaan event sudah terbentuk jauh hari sebelum pelaksanaan balap. Dari ratusan petugas yang ada, sekitar 40 persen merupakan petugas baru. Artinya, penanganan kesehatan pada saat event WSBK maupun MotoGP belum pernah terlibat.
“Ternyata tadi banyak tim barunya. Tadi yang angkat tangan di kelas ini hampir 40-50 persen,” katanya, Selasa (28/2) pagi.
Meski belum memiliki pengalaman di event WSBK atau MotoGP, petugas baru yang menjadi bagian dari tim saat ini dipastikan sudah pernah di event MXGP. Namun, penanganan kesehatan di MXGP disebut berbeda karena karena medan yang dilalui juga berbeda.
“Tapi yang angkat tangan itu sudah terpapar pada MXGP motocross hawanya beda dengan di sirkuit dengan loncat-loncat. Beda medan. Kalau orang lapangan beda medan, yang satu loncat yang satu kecepatan,” ungkapnya.
Untuk mematangkan persiapan kata dr. Eko, simulasi akan dilakukan langsung di sirkuit Mandalika selama dua hari yaitu Rabu dan Kamis pekan ini. Karena gelaran balap di Sirkuit Mandalika akan dilaksanakan akhir pekan ini.
“Besok rencananya dua hari Rabu dan Kamis full pagi sampai sore di lapangan. Kesiapannya bagaimana, tinggal hari H kita harapkan pelatihan ini bisa efisien dan efektif,” katanya.
Ia menjelaskan, dalam penanganan kesehatan di WSBK ini tim ditekankan untuk melakukan dengan cepat. Namun harus tetap sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Karena kecepatan dalam penanganan akan menentukan kelancaran event balap.
“Jadi yang penting cepat tapi sesuai standar dan cepat tapi aman. Tujuannya di sana bagaimana membawa pembalap secara cepat membawa ke tempat yang aman. Itu fungsi utamanya,” tegasnya.
Ke depan, keterlibatan petugas baru dalam penanganan kesehatan di event balap sebesar 10 persen dari jumlah petugas. Karena diakui, keterlibatan orang baru ini sangat penting salah satunya memberikan kesempatan agar bisa merasakan bekerja dengan standar internasional.
“Orang baru itu kenapa harus ada karena misinya adalah teman-teman medis di NTB harus merasakan bagaimana bekerja sesuai standar internasional. Supaya dibawa iklimnya ke tempat kerjanya. Jadi efek ke masyarakat juga ada. Kalau saya sih kedepannya harus begitu. Sehingga yang pinter tidak itu-itu saja,” tutup Eko. (azm)