Mataram (Inside Lombok) – Revitalisasi posyandu dapat menjadi pusat edukasi dan solusi utama permasalahan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namun ada tiga daerah di NTB yang dianggap masih jauh dari target.
Diketahui bahwa saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sudah mengupayakan mengubah posyandu konvensional menjadi posyandu keluarga. Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan, saat ini progres pengembangan posyandu konvensional menjadi posyandu keluarga cukup signifikan.
Menurut data yang dihimpunnya sampai dengan April 2021, jumlah posyandu keluarga mencapai 4.003 atau sekitar 52,94 persen dari total jumlah posyandu konvensional di NTB yaitu 7.561 posyandu.
“Saat ini di NTB kita sudah masuk angka dari 7.561 posyandu konvensional, sudah ada sekitar 4.003 posyandu keluarga atau sekitar 52,94 persen,” katanya, Rabu (16/6/2021).
Artinya, upaya ini harus dimaksimalkan untuk menekan semua persoalan kesehatan yang ada di NTB. Fikri mengatakan, yang cukup tinggi progresnya saat ini Kabupaten Lombok Timur.
“Lombok Timur dengan capaian posyandu keluarganya yang sudah konversis hampir 95,49 persen,” kata Fikri.
Menurut Fikri, kabupaten/kota yang belum mencapai target menjadi posyandu keluarga harus terus digenjot. Saat ini, tiga kabupaten/kota yang belum mencapai target dalam pembetukan posyandu keluarga yakni Lombok Barat, Kota Mataram, dan Lombok Tengah.
“Mataram sama Lombok Barat masih 12 persen, sedangkan Lombok Tengah sekitar 15 persen,” ungkapnya.
Pemprov akan memberikan atensi penuh terhadap tiga daerah tersebut. Harapannya, semua kabupaten/kota dapat merealisasikan posyandu keluarga supaya semua persoalan kesehatan di NTB segera teratasi.