Mataram (Inside Lombok) – Persiapan untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi masyarakat di Lingkungan Mapak Indah Kecamatan Sekarbela yang terkena abrasi akhir tahun 2022 lalu sudah hampir rampung. Alokasi anggaran untuk pembangunan huntara ini sebesar Rp2,1 miliar.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, M. Nazaruddin Fikri mengatakan saat ini yang masih berubah hanya design bangunan. Di mana, jumlah huntara yang akan dibangun sebanyak 30 unit.
“30 unit, satu bangunan untuk musala atau kegiatan sosial. Tidak banyak yang berubah, yang tadinya saling membelakangi sekarang saling berhadapan,” katanya, Rabu (1/2) pagi. Nazaruddin belum bisa memastikan kapan pembangunan huntara tersebut akan mulai dikerjakan. Karena hal tersebut menunggu keputusan walikota sebagai pimpinan daerah.
Selain itu, lahan yang akan menjadi lokasi pembangunan secara administrasi masih berada di Pemprov NTB. “Kalau itu ranahnya Pak Wali. Karena untuk tanah secara administrasi masih di Pemprov,” ujarnya.
Ia mengatakan, bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembangunan huntara ini yaitu bisa tahan lama. Nantinya, pembangunan huntara ini sebanyak empat blok dengan konsep bangunan memanjang. Sembari menunggu waktu pembangunan, pemda akan membuka akses jalan untuk mempermudah masuknya material bangunan.
“Bangunan panjang lah ini. Sekatnya ini double nanti. Ada 29 kamar dan satu tempat-tempat kumpul juga nanti,” papar Ujang, sapaan akrabnya.
Pembangunan huntara ini nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti lampu, IPAL dan kebutuhan dasar warga. “Itu sudah include kita pasangkan listrik dan air bersih. Komunal itu septic tank,” ucapnya.
Sementara untuk rumah warga yang terkena abrasi saat ini, disarankan untuk tidak ditempati lagi. Pasalnya, kondisi yang sudah sangat dekat dengan pantai dan berpotensi akan diterjangkan kembali ketika gelombang pasang. “Abrasi itu akan selalu berulang dan berulang, dan lambat laun akan menyentuh rumah itu sebaiknya jangan lagi ditempati,” sarannya.
Menurutnya, hunian sementara yang akan dibangunkan oleh pemda Kota Mataram ini lebih layak dari rumah yang sebelumnya ditempati. Pasalnya, satu unit rumah ditempati oleh lebih dari satu kepala keluarga. Sementara huntara yang akan disiapkan diperuntukkan satu unit per kepala keluarga.
“Di rumah yang 17 itu ada dua atau tiga KK dalam satu rumah. Sekarang dengan dibuatkan ini setiap KK punya satu ruangan. Jadi lebih layak dari sisi rasio,” katanya.
Camat Sekarbela, Cahya Samudra mengatakan belasan kepala keluarga yang terkena abrasi mengungsi ke rumah keluarga menunggu dibangunkan huntara. Pasalnya rumah yang biasanya ditempat rusak parah akibat hantaman gelombang akhir tahun 2022 lalu.
Selama tinggal di rumah keluarga para korban abrasi masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena tidak semua berprofesi sebagai nelayan. “Cepat eksekusi ini. Karena supaya cepat direlokasi,” katanya, Rabu (1/2) siang.
Ia mengatakan, ada 17 KK yang rumahnya rusak parah. Sehingga belasan KK ini menjadi prioritas pemerintah daerah. “Itu skala prioritas. Kalau eksekusi ini saya belum tau,” tegasnya. (azm)