31.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaSelama Ramadan, Warga Binaan Lapas Perempuan Produksi Berbagai Kue Kering

Selama Ramadan, Warga Binaan Lapas Perempuan Produksi Berbagai Kue Kering

Mataram (Inside Lombok) – Untuk mengembangkan keterampilan di lapas perempuan Mataram, para warga binaan diberikan pelatihan keterampilan salah satunya tata boga. Keterampilan ini dimanfaatkan untuk bisa mendapatkan keuntungan terutama di bulan Ramadan.

Kepala Lapas Perempuan Kelas III Mataram, Dewi Andriani mengatakan menu makanan yang diproduksi oleh warga binaan di lapas perempuan dipasarkan ke warung atau toko-toko yang ada. Selain itu, pada Ramadan ini permintaan biasanya meningkat, terutama untuk kue-kue kering.

“Walaupun dalam bulan puasa, kita tidak membatasi gerak warga binaan untuk beraktivitas seperti tata boga,” katanya, Kamis (7/4) di Mataram.

Dalam pembuatan makanan ini, lanjut Dewi, tidak saja di bulan Ramadan, melainkan pada hari-hari biasa juga. Namun, selama Ramadan menu yang diproduksi lebih khusus karena akan dijadikan sebagai takjil.

“Menu itu kayak tadi ada es kopyor, kolak, kue kering, bubur sum-sum. Kalau hari-hari biasanya itu tergantung dari pesanan bazar, event dimana. Kan kita terima undangan,” terangnya.

Selama ini, pemasaran yang dilakukan terhadap hasil produksi warga binaan masih dengan sistem daring. Beberapa produk terutama kain tenun sudah mulai masuk di NTB Mall agar bisa dikenal oleh masyarakat luas.

“Kalau untuk boga, kami masih mencari peluang di warung-warung di sekitar ini dan teman-teman pegawai. Karena sejak pandemi Covid-19 ini agak susah untuk pemasarannya,” ujar Dewi.

Hasil penjualan dari barang-barang produksi baik kuliner maupun kerajinan yang lain, disetor ke negara dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tidak itu saja, warga binaan tetap mendapatkan sebagian dari hasil penjualan.

“Mereka warga binaan kita juga mendapatkan premi dari hasil kegiatan yang mereka lakukan. Tidak saja di boga tetapi juga di kegiatan yang lain,” jelasnya.

Sementara itu salah seorang warga binaan di lapas perempuan Mataram, Nyoman Suheni mengatakan sebelumnya belum bisa membuat aneka kue dan jajan. Selama berada di lapas diberikan pelatihan keterampilan oleh BLK.

“Ada pelatihan keterampilan dari BLK di Lapas, jadi kita punya keterampilan,” ujarnya. Dengan keterampilan yang dimiliki, ia berencana membuat usaha sendiri setelah keluar dari lapas.

Selain keterampilan dalam membuat aneka jajanan, para warga binaan lapas yang sudah mendapatkan pelatihan juga memiliki sertifikat keterampilan. “Ya kita disini sudah mendapatkan sertifikat, itu nanti bisa digunakan kalau sudah keluar dari sini,” pungkasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer