Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi NTB akan menindak tegas penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji atau yang kini ngetren disebut ciki ngebul atau ciki berasap.
Hal tersebut ditekankan Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, saat memimpin Rapat Koordinasi pengawasan penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji di Ruang Anggrek Kantor Gubernur, Selasa (17/1) siang.
Pemerintah Provinsi NTB mulai mengambil sikap tegas untuk mengantisipasi penjualan ciki ngebul. Pasalnya di beberapa daerah marak kasus keracunan ciki ngebul. Seperti di Jakarta, Ponorogo, Tasikmalaya dan daerah lainnya.
Sebagaimana yang diketahui, ciki ngebul dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada jaringan kulit. Memicu kesulitan bernapas yang parah dan kerusakan internal organ tubuh lainnya.
Rakor juga dilakukan sebagai antisipasi dan melindungi masyarakat dari dampak konsumsi ciki ngebul. Meski belum terdapat kasus di NTB tetapi ditemukan penjual ciki ngebul di tempat keramaian seperti di car free day (CFD) di Jalan Udayana.
“Karenanya, hulu hilir penjualan chiki ngebul harus diawasi ketat,” ungkap Sekda.
Dalam rakor tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya, PT. Samabayu Samator Lombok sebagai distributor nitrogen cair memperketat penjualannya hanya untuk kepentingan yang sudah pasti. Penjualan ini pun dalam pengawasan Dinas Perdagangan.
Sat Pol PP NTB juga akan melakukan penertiban atau penyitaan bila ditemukan penjualan ciki ngebul sebelum korban berjatuhan. “Ndak bae beng anak bain te chiki ngebul niki. Salak kejarian laun (Jangan pernah memberi anak kita ciki ngebul ini. Nanti terjadi hal tidak-tidak),” tandas Sekda. (azm)