26.5 C
Mataram
Minggu, 19 Mei 2024
BerandaBerita UtamaSudah Peletakan Batu Pertama, Tapi Amdal Pembangunan Kereta Gantung Rinjani Belum Selesai

Sudah Peletakan Batu Pertama, Tapi Amdal Pembangunan Kereta Gantung Rinjani Belum Selesai

Mataram (Inside Lombok) – Proyek kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah sudah memasuki seremoni peletakan batu pertama pada Minggu (18/12) 2022 lalu. Kendati, realisasi pembangunannya belum bisa dimulai lantaran pembuatan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) untuk proyek tersebut belum selesai. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Muhammad Rum mengatakan saat ini pihak investor sedang mempersiapkan untuk detail engineering design (DED) dan feasibility study (FS) serta rancangan kerja selama 10 tahun. Jika sudah selesai maka tahapan terakhir untuk bisa melakukan pembangunan setelah terbit Amdal. 

“Jadi alhamdulillah sih ya kita sudah ceremony ground breaking kemarin, insyaallah mereka akan menyelesaikan proyek itu sampai tahun 2025. Sekarang lagi menyiapkan DED, FS dan rencana kerja selama 10 tahun ini akan akan dibawa dokumen ini ke Kementerian LHK untuk dibuatkan Amdalnya,” katanya, Selasa (3/1) pagi. 

Ia menegaskan, investor akan mulai pembangunan proyek tersebut jika sudah ada Amdal. Proses amdal ini akan dilanjutkan setelah perayaan Imlek. Pasalnya saat ini, para investor balik ke negara asalnya untuk merayakan Tahun Baru Imlek. 

- Advertisement -

“Setelah Amdal selesai baru mereka kerja. Untuk diketahui mereka tidak akan bekerja sebelum amdal selesai. Nanti mereka akan meneruskan masalah amdal ini setelah imlek,” ucapnya. 

Ia menyebutkan, dari 500 hektare lahan hutan yang ada, pembangunan hanya akan dilakukan di lahan seluas 50 hektare. Selebihnya para investor akan menghijaukan lahan hutan tersebut. 

Pembangunan kereta gantung ini akan dimulai di Karang Sidemen Lombok Tengah. “Membuat jalan akses yang ada di sana. Mereka ada 500 hektare itu yang boleh digunakan hanya 10 persen atau 50 hektare,” ujar Rum.

Diterangkan Rum, mencontoh negara maju lainnya, proyek kereta gantung ini tidak akan merusak kawasan hutan. Pihaknya pun disebut telah melakukan sosialisasi pembangunan proyek tersebut pada masyarakat. 

“Sosialisasi sudah. Pak Gubernur ketika ada di sana sudah dipanggil masyarakat, dipertemukan,” terangnya.

Selama proses pembangunan, masyarakat setempat diminta untuk mempersiapkan diri. Pelatihan keterampilan sebelum beroperasinya kereta gantung tersebut harus dilakukan. Karena keberadaan kereta gantung akan berdampak pada perekonomian masyarakat. 

“Karena itu selama dua tahun masyarakat mempersiapkan diri SDM. Bahkan Pak Gub menantang masyarakat sana pelatihan di sini.  Dengan adanya kereta gantung ekonomi masyarakat akan naik,” pungkasnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer