Mataram (Inside Lombok) – Krisis pangan mengintai dunia pada 2023 mendatang, tak terkecuali di Indonesia. Kendati untuk wilayah NTB tidak perlu terlalu khawatir meski tetap harus waspada, mengingat ketersediaan bahan pokok penting (bapokting) masih surplus, terutama pada beras.
“Kalau dibilang kita kekurangan ya tidak, surplus kita. Jadi hasil panen lokal banyak dikirim ke Bali dan Jawa. Beras misalnya NTB tidak kekurangan tetapi surplus,” ujar Sekretaris DKP NTB. Muhammad Suaidi, Jumat (16/12).
Menurutnya, sepanjang pasokan dalam daerah terpenuhi pihaknya tidak bisa mengintervensi para petani, agar menjual hasil panen mereka hanya di daerah saja. Sebab hal tersebut berkaitan dengan kepentingan ekonomi petani yang dirasa lebih menguntungkan jika dijual ke luar daerah. Terlebih kondisi ketersedian pangan, khususnya beras NTB surplus dan mencukupi.
“Tidak ada ketentuan mengharuskan petani menahan atau menjual hasil panen mereka dalam daerah. Jadi kalau dirasa lebih menguntungkan keluar, mereka akan kesana,” terangnya.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan NTB untuk 12 komoditas pangan strategis NTB yang tersedia, yakni beras lokal mencapai 64,427.69 ton dengan kebutuhan sepekan sekitar 10,809.88 ton. Berikutnya jagung yang dimiliki NTB sebanyak 33,112.58 ton dengan jumlah kebutuhan hanya 704.44 ton selama sepekan. Kemudian daging sapi dan daging ayam masing-masing sebanyak 973.75 ton dan 4,306.27 ton. Dimana jumlah kebutuhan sekitar 446.60 ton dan 480.79 ton. Sementara komoditi lainnya seperti telur ayam dan minyak goreng serta gula pasir. Berturut-turut sebanyak 9,439.64 ton, dan 1,318.27 ton serta 1,307.03 ton.
Telur ayam, minyak goreng dan gula pasir tiap pekannya sebanyak 652.31 ton dan 790.46 ton serta 564.69 ton. Ketersediaan cabe rawit misalnya mencapai 9,606.38 ton dengan jumlah kebutuhan per pekannya 223.26 ton. Stok cabe besar sebanyak 572.60 ton dan jumlah kebutuhan jauh lebih sedikit yakni 80.80 ton untuk sepekan. Bawang merah yakni 6,005. 95 ton dan bawang putih sebanyak 689.04 ton sedangkan kedelai sekitar mencapai 1,492.27 ton. Dimana jumlah kebutuhan masyarakat NTB pada masing-masing komoditi tersebut sebanyak 341.50 ton dan 178.52 ton serta 686.51 ton.
“Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga tetap terjaga, kita terus berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan NTB, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Bank Indonesia dan juga Bulog serta lembaga mitra lainnya,” terangnya.
Tak hanya itu saja, tetapi diadakan juga gelar pangan murah di wilayah kota Mataram. Ketersediaan Bapokting NTB aman untuk tiga bulan kedepan. Terlebih seluruh Kabupaten/Kota di NTB dalam kondisi cukup untuk menghadapi momentum perayaan natal dan tahun baru mendatang. (dpi)