Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar menyebut fasilitas rumah tunggu pasien sebelumnya telah disiapkan di tiap-tiap puskesmas, termasuk yang ada di plosok. Fasilitas itu diniatkan untuk mengantisipasi adanya pasien yang tempat tinggalnya dan puskesmas atau rumah sakit sulit diakses, semisal pasien melahirkan. Sayangnya, sedikitnya orang yang memanfaatkan fasilitas itu membuat pihak dinas tidak menyediakannya lagi.
“Harapannya kan di tiap puskesmas itu ada rumah tunggu. Jadi misalnya ada ibu-ibu yang 2 atau 3 hari itung-itungannya mau melahirkan, kita harapkan mau lah dia tinggal di rumah tunggu,” terang Kabid Kesmas Dikes Lobar, M. Abdullah saat dikonfirmasi beberapa hari lalu.
Padahal Dikes diakuinya telah menyewa rumah yang dekat dengan puskesmas atau rumah sakit sebagai rumah tunggu untuk pasien yang menunggu hari melahirkan bersama keluarganya. Dengan begitu pasien tak perlu pulang-pergi.
“Harapannya supaya orang kalau butuh bisa tinggal di situ, biar tidak repot lagi mungkin menunggui keluarganya melahirkan. Atau nunggu saatnya bisa diam dulu di situ biar tidak terlambat,” terang dia.
Dari pernyataan masyarakat yang diterima pihaknya, keluarga pasien disebut mengaku lebih nyaman di rumah sendiri. Sehingga tak pernah ada yang menempati fasilitas yang disediakan itu. Namun yang dikhawatirkan, jika topografi tempat tinggal mereka ke puskesmas atau rumah sakit aksesnya cukup sulit dan jauh, maka akan lebih menyulitkan.
“Bukan kita tidak memikirkan itu (akses masyarakat yang jauh). Sudah kita sediakan (rumah singgah), malah tidak mau dimanfaatkan,” ujarnya. Sehingga dengan kondisi itu dinilai justru membuang-buang biaya karena tak dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya.
“Dulu iya (ada), tapi kalau sekarang sudah tidak ada. Wong tidak dimanfaatkan, kita kan mahal nyewa tempat itu,” tutup Abdullah. (yud)