Mataram (Inside Lombok) – Berbeda dengan perhelatan World Superbike (WSBK) tahun lalu, pada seri 2022 ini pemerintah tidak lagi memfasilitasi lapak atau stan gratis bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang akan menjual produk mereka pada saat event balap internasional itu digelar. Hal ini pun sangat disayangkan oleh pelaku usaha.
“WSBK tidak difasilitasi pemda itu gimana? Kasian banget ya, ya solusinya UMKM memang bisa mandiri, kalau mau berjualan di WSBK,” ujar Ketua Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI) NTB, Baiq Diah Ratu Ganefi, Jumat (14/10).
Di mana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah memastikan tidak akan memfasilitasi lapak gratis bagi UMKM. Tidak tersedianya lapak gratis karena anggaran pemerintah yang tidak memungkinkan untuk bisa memfasilitasi para UMKM. Di mana ini dilakukan mengedukasi agar mereka bisa mandiri dan tidak lagi bergantung pada pemerintah.
“Tapi ini belum final pemerintah daerah untuk tidak memfasilitasi, semoga saja nanti H-1 minggu pemda punya anggaran memfasilitasi UMKM tetapi kalau pun tidak ada. Maka perlu pemikiran-pemikiran,” terangnya.
Genafi menyebutkan pemikiran yang dimaksud yakni pertama UMKM yang sebelumnya partisipasi di WSBK, apakah berdampak untuk UMKM-nya atau tidak. Kedua apakah UMKM yang sekarang akan ikut dalam WSBK berikutnya itu adalah UMKM yang benar-benar berjualan dan nanti laku di sana.
“Kalau tidak laku, ya saya pikir UMKM tidak usah berjualan lagi, apalagi situasi seperti WSBK tahun lalu,” katanya.
Pengalaman sebelumnya, berjualan saat WSBK dinilai tidak berdampak banyak bagi UMKM. Lantaran pada saat event digelar selama 3 hari tersebut terjadi hujan disertai angin. Kemudian alur pengunjung yang tidak banyak diketahui oleh para UMKM.
Untuk itu UMKM yang mandiri sekarang juga harus tau alur pengunjung kemana sehingga mereka juga tidak sangat dirugikan nantinya. “Ya bagaimana lagi kalau pemerintah sudah tidak memfasilitasi, padahalnya UMKM dalam situasi seperti ini kan memang juga belum bisa mandiri,” bebernya.
Nantinya UMKM yang berjualan atau menjajakan produk mereka pada event MOTUL FILM WSBK Indonesian Round yang akan berlangsung di Pertamina Mandalika International Circuit pada 11-13 November mendatang. Tentunya UMKM yang memang barang-barangnya akan pasti laku di venue. Karena jika seperti tahun lalu barang-barangnya sudah di venue malah tidak ada yang laku.
“Saya pikir UMKM tidak akan ikut di WSBK, walaupun misalnya di fasilitasi. Tapi kalau misalnya mereka akan beli sendiri secara mandiri ya saya pikir UMKM-UMKM yang memang punya produk-produk yang bisa dijual,” jelasnya.
Menurutnya, solusi yang tepat mungkin dari pihak ITDC yang memfasilitasi para UMKM. Dimana ITDC juga harus punya peran di dalam memajukan UMKM, mungkin melalui CSR mereka. Atau bisa saja memberikan ruang, karena mereka juga punya kewenangan untuk itu.
“Saya sangat berharap ITDC memberikan space, ya kira-kira untuk UMKM, tapi UMKM yang memang produknya laku terjual,” imbuhnya. (dpi)